Ratu Hemas: Kaji Dulu Rencana Relokasi Korban Merapi
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sekaligus Ketua Tim Task Force DPD Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengingatkan rencana
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Johnson Simanjuntak
"Kalau relokasi gegabah maka menimbulkan banyak masalah. Relokasi harus menjadi solusi untuk mengurangi resiko sosial, karena penduduk lereng Gunung Merapi memiliki keahlian tertentu, seperti bertani, berternak, dan berkebun. Yang harus diperhatikan dulu adalah dampak sosial jika relokasi benar-benar dilakukan," kata Hemas dalam laporannya pada sidang Paripurna DPD, Selasa (23/11/2010).
Aspek ekonomi dan geografinya, Hemas mencontohkan, kecocokan mata pencaharian dan cuaca. Jika sebagian besar peternak sapi perah direlokasi ke Gunung Kidul, maka usaha mereka terkendala cuaca Gunung Kidul yang kurang cocok sebagai lokasi peternakan sapi perah.
"Belum tentu sesuai mata pencaharian di lokasi yang baru dengan lokasi yang lama. Penduduk di lereng Gunung Merapi memiliki keahlian tertentu," katanya mengingatkan.
Aspek budayanya, lanjutnya lagi, aktivitas Gunung Merapi sebagai siklus vulkanik menjadi fenomena alam yang menjadi bagian kehidupan penduduk lereng Gunung Merapi. Kehidupan bersahabat warga dengan alam sekitar Gunung Merapi menjadi budaya yang diwariskan nenek moyang mereka sejak ratusan tahun yang lalu.
"Makanya, banyak di antaranya mereka yang enggan meninggalkan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, rencana relokasi memerlukan kajian menyangkut kejelasan program jangka panjang dan menengahnya," Hemas mengingatkan seraya mengatakan,rencana relokasi jangan hanya jangka pendek, yakni sekadar memindahkan orang.
Kajian yang meliputi kesiapan lahan, di antaranya apakah membebaskan lahan milik masyarakat ataukah mengubah kawasan hutan milik Pemerintah Provinsi DIY. Kajian juga meliputi pemindahan penduduk lereng Gunung Merapi ke radius yang jauh dari puncak Gunung Merapi.