Sosiolog: Kasus Gedung Baru Adalah Ulat Bulu
Rencana pembangunan gedung baru DPR RI dengan total anggaran Rp 1,138 triliun terus menuai kritikan. Menurut Sosiolog Universitas Sriwijaya
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Rencana pembangunan gedung baru DPR RI dengan
total anggaran Rp 1,138 triliun terus menuai kritikan. Menurut Sosiolog
Universitas Sriwijaya, Alfitri, gedung baru merupakan bentuk dari
kegatalan anggota DPR.
"Kasus gedung baru adalah ulat bulu yang membuat mereka gelisah karena kritikan dan kegatalan," kata Alfiti dalam Polemik Trijaya dengan tema 'DPR, Gedung Baru, dan Ulat Bulu di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/4/2011).
Berbicara gedung baru menurut Alfitri bukan merupakan bagian dari kebutuhan anggota DPR semata, tetapi lebih kepada keinginan para politisi di Senayan.
"Berbicara kebutuhan pasti ada, kalau keinginan tidak terbatas," ujarnya.
Banyaknya prilaku anggota DPR yang tidak terpuji sehingga masyarakat menjadi gelisah dan mengkritik.
"Karena kritikan masyarakat akhirnya DPR menjadi gelisah, sehingga mereka ingin ada prangkat mendukung mereka seperti gedung mewah, ini adalah gambaran materialisme," jelasnya.
"Kasus gedung baru adalah ulat bulu yang membuat mereka gelisah karena kritikan dan kegatalan," kata Alfiti dalam Polemik Trijaya dengan tema 'DPR, Gedung Baru, dan Ulat Bulu di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/4/2011).
Berbicara gedung baru menurut Alfitri bukan merupakan bagian dari kebutuhan anggota DPR semata, tetapi lebih kepada keinginan para politisi di Senayan.
"Berbicara kebutuhan pasti ada, kalau keinginan tidak terbatas," ujarnya.
Banyaknya prilaku anggota DPR yang tidak terpuji sehingga masyarakat menjadi gelisah dan mengkritik.
"Karena kritikan masyarakat akhirnya DPR menjadi gelisah, sehingga mereka ingin ada prangkat mendukung mereka seperti gedung mewah, ini adalah gambaran materialisme," jelasnya.