TRIBUNNEWS.COM, CIPUTAT - M Syarif alias Aip kurang lebih 1,5 tahun terakhir menetap di kawasan Ciputat, Kabupaten Tangerang. Bagi sejumlah warga, Aip dikenal sebagai sosok yang temperamental.

Setidaknya demikian yang disampaikan May, salah seorang tetangga Aip di Jalan Pesanggrahan, Ciputat, Senin (25/4/2011). May mengaku sempat beberapa kali melihat Aip marah-marah karena hal yang dianggapnya masalah kecil.

M Syarif alias Aip adalah salah satu dari 20 orang yang diduga terlibat bom buku dan bom Serpong. M Syarif ini bukan pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon.

"Orangnya suka ngomel. Cuma gara-gara sepeda ngalingin (menghalangi) jalan masuk ini dikit saja, dia ngomel-ngomel karena dia mau masuk dan bawa barang belanjaan dari pasar," ungkap May saat ditemui Tribunnews, Senin (25/4/2011).

Sifat garang Aip juga diketahui saat dia sempat mengejar mahasiswa yang ngapel di kos perempuan sebelah kediamannya. Penyebabnya, sang mahasiswa pulang larut malam dari kos sang pacar.

"Yang pertama pulangnya jam 01.00, trus besoknya jam 00.00. Dia (Aip) sempat bilang kalau anak itu enggak lari, bisa mati," katanya.

"Ngejarnya sambil bawa-bawa parang kayak samurai gitu. Sampai ke depan sini malah," imbuh May yang sempat mengatakan bahwa sebelum tinggal bersama orang tuanya, Aip disebutnya lama tinggal di Aceh.

Aip ditangkap Densus 88 Anti Teror di depan rumahnya di Jalan Pesanggrahan No 65, Ciputat, Kamis (21/4/2011) sekitar pukul 05.30 WIB. Saat disergap, Aip hendak berangkat ke pasar untuk berbelanja keperluan warung yang dikelola orang tuanya. Hingga Senin (25/4/2011) petang, istri dan keluarga Aip belum mengetahui kabar terbaru mengenai pria lulusan STM tersebut.