Ibu Korban Tragedi Trisakti Masih Inginkan Kebenaran
Sunarmi, orang tua dari Hafidin Rolyan yang merupakan korban penembakan pada tragedi 12 Mei 1998
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Prawira
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sunarmi, orang tua dari Hafidin Rolyan yang merupakan korban penembakan pada tragedi 12 Mei 1998 mengatakan bahwa kebenaran akan menemukan sendiri jalan keluarnya meskipun ditutup-tutupi.
Sunarmi mengungkapkan DPR tidak menyetujui untuk menyelidiki siapa sebenarnya yang bertanggung jawab akan tragedi tersebut. Dikatakannya, DPR beralasan hal tersebut tidak perlu dilakukan karena bukan merupakan pelanggaran HAM berat.
"Setiap yang menghilangkan nyawa orang lain bukankah masuk dalam pelanggaran HAM berat? Permasalahan ini tidak selesai-selesai karena bisa saja DPR mempunyai kepentingan di dalamnya," ujar Sumarni, Kamis (12/5/2011).
Menurutnya pihak-pihak yang bertanggung jawab adalah pihak keamanan kampus dan pihak pemerintah karena perintah untuk menembak berasal dari pemerintah saat itu. Sunarmi pun pesimistis pertemuan dengan Jaksa Agung akan membuahkan hasil, karena menurutnya pihaknya sudah bertemu dengan Jaksa Agung berkali-kali namun tidak pernah ada realisasinya.
"Saya hanya minta keadilan yang seadil-adilnya. Bila keadilan tidak didapatkan di dunia, tentu akan didapatkan di akhirat," ucapnya. Sunarmi juga menceritakan sebelum tragedi tersebut, putranya sudah terlebih dahulu mempunyai firasat seperti bercerita tentang kematian dan pemakaman. Bahkan pada hari Jumatnya Hafidin sudah bercerita kepada teman-teman kampusnya bahwa ia akan pulang ke Bandung, tempat pemakamannya saat ini.