Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Repdem Bantah Kirim SMS Soal Jati Diri SMS Fitnah SBY

Ketua DPN Repdem Masinton Pasaribu membantah mengirim pesan pendek ke Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani soal sms fitnah

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Ade Mayasanto
zoom-in Ketua Repdem Bantah Kirim SMS Soal Jati Diri SMS Fitnah SBY
net
ilustrasi mengirim sms 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPN Repdem Masinton Pasaribu membantah mengirim pesan pendek ke Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani, terkait sosok di balik sms fitnah terhadap SBY. Masinton menegaskan, hingga kini belum memiliki nomor handphone putri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Tidak benar bahwa saya membuat pesan yang saat ini banyak beredar via SMS maupun BBM, apalagi mengirimkannya ke Ibu Puan Maharani. Ini karena saya sendiri tidak pernah memiliki nomor handphone beliau," kata Masinton kepada Tribunnews.com di Jakarta, Senin (30/5/2011).

Masinton disebut-sebut melayangkan pesan pendek soal siapa di balik pengirim sms fitnah SBY. Kabar ini beredar di sms maupun blackBerry messenger wartawan yang ngepos di parlemen.

Disebutkan, Masinton melaporkan bahwa sms fitnah kepada SBY dilakukan sebuah lembaga konsultan yg biasa bergerak di bidang tambang. Konsultan ini mengelola akun twitter. Konsultan ini dibiayai partai politik di Tanah Air, dengan operator politisi di Senayan, dan salah seorang pemilik media di Jakarta, serta seorang intelejen senior.

Masinton mengaku, telah melihat pesan melalui blackBerry messenger yang mengatasnamakan dirinya tersebut. Dengan santai, Masinton pun mengemukakan sejumlah hal yang tidak masuk akal.

"Dilihat dari isi dan substansi, pesan tersebut jelas tidak memiliki relevansi dan urgensi untuk disampaikan kepada Ibu Puan Maharani. Apalagi SMS remeh temeh pengalihan isu seperti itu," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

"Pesan gelap yang tak jelas siapa pengirimnya tersebut adalah kontra opini yang sedang dilakukan oleh kelompok penguasa untuk membelokkan dan menutupi berbagai kasus kejahatan. Yang melibatkan petinggi kader partai berkuasa, serta berbagai kegagalan pemerintahan SBY-Boediono."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas