Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jimly Asshidiqie Tidak Percaya Nazaruddin

Mantan Ketua MK Jimly Asshidiqie mengaku tidak percaya dengan tudingan Nazaruddin terhadap Sekretaris Jenderal MK Djanedjri M Gaffar.

Penulis: M. Ismunadi
Editor: Ade Mayasanto
zoom-in Jimly Asshidiqie Tidak Percaya Nazaruddin
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddqie (tengah) bersama Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dan Ketua Lira Yusuf Rizal usai mendaftarkan diri menjadi calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Senin (14/6/2011). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Ismunadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqie mengaku tidak percaya dengan tudingan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin terhadap Sekretaris Jenderal MK Djanedjri M Gaffar. Jimly mengatakan pernyataan Nazaruddin yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta tidak meyakinkan dirinya bahwa Djanedjri diduga terlibat sejumlah kasus korupsi.

"Dari perdebatan mereka (Nazaruddin dan Djanedjri) di TV, saya kok tidak percaya dengan Nazaruddin. Enggak meyakinkan. Jadi kalau kata saya, kenal sistem kerja di MK, saya yakin tidak ada masalah di sana," ungkap Jimly saat ditemui di Lapas Kelas 1A Tangerang, Banten, Sabtu (4/6/2011).

Jimly juga mendukung langkah Ketua MK Mahfud MD yang melaporkan upaya suap Nazaruddin kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, yang juga Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Katanya, langkah Mahfud merupakan sebuah itikad baik MK untuk tidak meributkan upaya suap Nazaruddin kepada Djanedjri.

"Jadi partai demokrat mestinya melihat ini dengan kacamata positif bahwa justru MK itu ingin menghargai sebagai partai pemerintah daripada ribut kalau langsung dibawa ke KPK, mereka menyampaikan itu kepada Ketua Dewan Pembinanya. Jadi ini itikad baik saja," tegasnya.

Jimly tidak menyangkal jika bisa saja langkah Mahfud melapor kepada SBY berubah menjadi blunder. Tetapi Ketua Dewan Pembina Ikatan Sarjana Hukum Indonesia (ISHI) itu kembali mengulang pernyataannya bahwa Partai Demokrat harus menghargai niat baik Mahfud selaku ketua MK.

Apakah Mahfud tidak menyalahi etika? "Ya salah-salah dikit lah. Tapi saya rasa itu maksudnya baik lah. Daripada itu menjadi kontroversi yang tidak-tidak," imbuh Jimly.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas