Soeharto: Kenapa Ibu Tien Tidak Bisa Ditolong? (7)
Kepergian istri, Tien Soeharto membawa luka mendalam pada sosok penguasa di era Orde Baru. Setetes air mata kesedihan Soeharto pun meleleh.
Editor: Ade Mayasanto
![Soeharto: Kenapa Ibu Tien Tidak Bisa Ditolong? (7)](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Soeharto-dan-Ibu-Tien.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Febby Mahendra Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepergian istri, Tien Soeharto membawa luka mendalam pada sosok penguasa di era Orde Baru. Setetes air mata kesedihan Soeharto ini disaksikan Prof Dr Satyanegara MD, Direktur Kehormatan Sahid Sahirman Memorial Hospital.
"Hanya sekali saya melihat Pak Harto begitu terluka," ujar Satyanegara yang mengenal Soeharto lebih dekat ketika menimba ilmu kedokteran di Jepang pada 1972.
Begitu mendengar kabar Ny Tien Soeharto meninggal, Satya meluncur ke rumah duka, tiba sekitar pukul 07.00. Saat itu jenazah Ny Tien dibaringkan di ruang tamu. Ketika menyampaikan belasungkawa, Setya mendapat pelukan dari Soeharto.
"Piye tho, kok ora biso ditulung (Bagaimana, kok tidak bisa ditolong)," ujar Soeharto dengan nada pelan.
Kalimat itu seolah mempertanyakan mengapa nyawa Ny Tien Soeharto tidak bisa diselamatkan.
"Saya hanya tertegun, turut merasakan dalamnya kepiluan di hati Pak Harto, terenyak menyaksikan beliau mengusap setetes air mata dengan sapu tangan," ujar Setyanegara.
Bertahun-tahun sebelumnya, tepatnya 8 Mei 1972, untuk pertama kalinya Setya diajak makan siang bersama oleh Soeharto dan Ny Tien di Hotel Imperial, Tokyo, tempat menginap Presiden ketika berkunjung ke Jepang.
Dalam kesempatan itu Soeharto mengajak Setya kembali ke Indonesia untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara. Ajakan itu bergaung sambut. Oktober 1972, Setya kembali ke Indonesia, menjadi Kepala Bagian Bedah Saraf Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dan anggota Tim Dokter Ahli Kepresidenan.
"Setelah Pak Harto tak lagi menjabat sebagai presiden, saya berkesempatan lebih sering bertemu beliau. Saya mendampingi Pak Harto di hari-hari yang situasinya lebih banyak membuat beliau geregetan itu," kata Setya