Komnas HAM Laporkan Temuan Tindakan Kejam Aparat di Papua
Ifdal mengatakan dalam temuan hasil investigasi peristiwa Kongres Rakyat Papua III, telah terjadi perampasan hak hidup
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Yudie Thirzano
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komnas HAM melaporkan temuan tim investigasi atas kekerasan yang berlanjut pascakongres Rakyat Papua III.
Berdasarkan temuan di lapangan, Komnas HAM menduga telah terjadi tindakan yang berlebihan yang berakibat pada pelanggaran hak asasi manusia sebagaimana dijamin perndang-undangan.
"Akan kita sampaikan kepada kepolisian melalui Kapolri untuk meminta langkah perbaikan koreksi tindakan aparat yang di luar prosedur," kata Ketua Komnas HAM, Ifdal Kasim di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (4/11/2011).
Ifdal mengatakan dalam temuan hasil investigasi peristiwa Kongres Rakyat Papua III, telah terjadi perampasan hak hidup yaitu pembunuhan terhadap Demianus Daniel Kadepa (23), Yakobus Samonsabra (48) dan Max Asa Yeuw (33).
Selain itu ditemukan pula adanya perlakukan kejam dan merendahkan martabat oleh aparat kepada warga yang ditangkap. "Para korban mengalami kekerasan psikis dengan adanya makian dan hinaan dari aparat keamanan," ujarnya.
Adapula, kata Ifdal, pelanggaran hak atas rasa aman dan hak milik antara lain pengrusakan dan perampasan sebanyak 11 buah laptop, 3 buah printer, 16 buah HP, 5 buah kamera digital, uang puluhan juta, 3 buah motor dan 3 buah mobil.
Padahal, lanjut Ifdal, pelaksanaan Kongres Rakyat Papua III telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan. Berdasarkan dokumen, mereka meminta Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyon unruk membukan kongres tersebut. "Atas Surat panitia kepada presiden maka diperintahkan kepada Menkopolkan untuk menindaklanjuti undangan tersebut," katanya.
Oleh karena itu Komnas HAM meminta Kapolri menghentikan segala bentuk operasi penyisisan yang membuat masyarakat merasa takut. Sementara itu, Romo Benny Susetyo dari Komisi HAK KWI mendesak presiden melakukan dialog dengan hati kepada masyarakat Papua.
"Yang diinginkan warga Papua bukan kekerasan tetapi prioritas pendidikan dan kesehatan serta pembangunan," ujarnya.