Polri: Uji KIR Jangan Hanya Formalitas
Polri mendesak Kementrian Perhubungan untuk memperketat uji kelayakan kendaraan atau Uji KIR.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
![Polri: Uji KIR Jangan Hanya Formalitas](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20120212_Bus_Karunia_Bhakti_Terpelosok.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri mendesak Kementrian Perhubungan untuk memperketat uji kelayakan kendaraan atau Uji KIR. Polri berhara Kementrian perhubungan benar-benar melaksanakan pengujian tersebut sesuai dengan peraturan yang ada.
"Kita dorong kepada Dinas Perhubungan (Kementrian Perhubungan) untuk memperketat dalam uji KIR. Diharapkan uji KIR ini betul-betul dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada bukan hanya formalitas," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/2/2012).
Menurut Saud, beberapa kasus kecelakaan bus yang menjadi perhatian masyarakat baru-baru ini diakibatkan kondisi kendaraan terutama rem.
"Inikan sangat fatal sekali, seperti yang dipuncak sebelumnya kan sudah diketahui, bahwa rem ada masalah, seyogyanya dia jangan paksakan kehendak untuk jalan, bila perlu berhenti dipinggir jalan, laporkan ke PO-nya supaya didatangkan perbaikan," ungkap Saud.
Namun kebanyakan masalah-masalah seperti itu, selalu disepelekan sang sopir bus karena adanya target storan.
"Ini diharapkan pada dinas perhubungan tidak seperti itu, atau bila perlu disetiap-setiap terminal disediakan tempat pengecekan seperti dibandara-bandara sebelum terbang melakukan pengecekan, inikan tidak, sehingga banyak korbannya," jelas Saud.
Ada beberapa kecelakaan bus umum yang menjadi perhatian sepanjang tahun 2012. Pada 1 Januari 2012 terjadi di Kecamatan Wado, Sumedang, sekitar pukul 16.00 WIB. Bus Maju Jaya jurusan Sumedang-Jakarta masuk jurang dekat turunan Cae, kawasan Kawungluwuk, Cirangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Sumedang. Akibatnya, 10 orang tewas.
Kemudian, 9 Januari 2012 terjadi kecelakaan antara mobil Suzuki Carry Futura nopol H 9480 WY dengan bus Rajawali nopol AD 1415 AU, di ruas Jalan Soekarno-Hatta, Bergas, Kabupaten Semarang. Akibat peristiwa tersebut, lima orang tewas dan dua luka-luka.
Bus Sumber Kencono bernomor polisi W 7666 UY masuk jurang sungai sedalam 30 meter di Desa Karangrejo, Kecamatan Karangrejo, Magetan. Bus Sumber Kencono masuk sungai setelah bertabrakan dengan sedan bernomor polisi AG 1363 V.
Kemudian bus Kurnia Bhakti jurusan Garut-Jakarta menabrak 12 kendaraan, akibatnya 14 orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka.
Kemudian kecelakaan di kisaran Pasar Kadipaten, Majalengka, Minggu (12/2/2012). Sebuah bus, menyeruduk keramaian pasar. Terhitung sejumlah dokar yang tengah mangkal, motor yang sedang diparkir, serta kendaraan lainnya, ditabrak oleh bus tersebut.