Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dari Gorontalo Ismiyati Melawan

Ismiyati Saidi, bekas Ketua DPC Partai Demokrat Boalemo, Gorontalo, hampir tak bisa mengalihkan pandangannya dari kesaksian Angelina

Penulis: Y Gustaman
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Dari Gorontalo Ismiyati Melawan
tribunnews.com/yogi gustaman

Laporan Hasiolan Eko Gultom dan Yogi Gustaman

TRIBUNNEWS.COM - Sepanjang Rabu kemarin, paras cantik Angelina Sondakh mendapat porsi banyak di televisi swasta nasional. Pamornya semakin ngetop ketika dalam bersaksi untuk terdakwa M Nazaruddin, dalam dugaan suap Wisma Atlet SEA Games, politisi Demokrat itu diduga mengumbar banyak kebohongan, salah satunya mengelak memiliki BlackBerry pada 2009.

Ismiyati Saidi, bekas Ketua DPC Partai Demokrat Boalemo, Gorontalo, hampir tak bisa mengalihkan pandangannya dari kesaksian Angelina dari layar televisi di rumahnya. "Saya menonton habis kesaksian Angelina di rumah. Dari situ saya ada keterpanggilan membeberkan ini," ujarnya kepada Tribunnews.com di Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis (16/2/2012) malam.

Malam itu, Ismiyati yang mengenakan jilbab dengan terusan sewarna dengan bendera Partai Demokrat, usai diwawancarai TV One, bersanding dengan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Sutan Bhatoegana, dan penasihat hukum Nazaruddin, Hotman Paris Hutapea. Tak ada rasa gentar bagi Ismiyati, satu meja dengan pembesar Demokrat.

Ismiyati mengaku, pengakuannya kepada publik soal menerima uang dalam pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Demokrat di Bandung, pada 2010 lalu adalah tulus. Tak ada paksaan dari lawan Anas, tak juga dorongan dari teman DPC lainnya satu daerah yang lebih dulu mengungkapkan ini, seperti Diana Maringka.

Dari sekian orang yang tahu niat nekat Ismiyati membongkar borok pemenangan Ketua Umum hanya adik perempuannya seorang. Ia tak memikirkan segala risiko yang akan dihadapinya kelak dengan sikap keterusterangannya. "Saya ini single parent, dan saya tidak takut siapa pun," elak ibu tiga anak ini tanpa keraguan.

Demi kebenaran yang diyakininya soal bagi-bagi uang di Kongres Bandung, Ismiyati meninggalkan kampung dan tiga anaknya, sendiri. Ia mengaku datang tanpa pengawalan. Ketiga anaknya di kampung, sekarang bersama bekas suaminya. Tiba di Jakarta, Ismiyati mengaku serba mendadak, tak ada persiapan khusus.

BERITA TERKAIT

Ia bercerita, sudah hal biasa memegang banyak uang. Apalagi statusnya sebagai kontraktor. Maka, ketika datang ke Jakarta pada 2010 lalu untuk menghadiri Kongres Bandung, Ismiyati datang bersama empat temannya. Ia mengaku tak kaget ketika mendapat Rp 15 juta dari panitia pemenangan Anas saat di Hotel Sultan.

"Itu bukan sosialisasi kita selesai sosialisasi dan kita persiapan kongres. Saya dari Gorontalo satu-satunya pendukung Pak Anas," terangnya. "Itu ongkos transportasi. Panitia yang memberikan uang adalah orangnya Pak Anas."

Tiba di Bandung, Ismiyati langsung digiring ke Hotel Topas. Di sini kembali peserta pendukung Anas menerima Rp 15 juta. Pemberinya bukan panitia Jakarta. Tapi masih orangnya Anas. Tak lama, semua pendukung Anas dikumpulkan di Hotel Aston. Bukan lagi rupiah yang ia dapat melainkan dua ribu dollar. Lagi-lagi si pemberi tim sukses Anas.

"Bahkan kita kemarin dapat pembagian BB, kalau enggak salah sama uang 2 ribu dollar. Itu untuk masing-masing DPC. Kebetulan saat itu saya teman baik sama Diana Marangke, DPC Minahasa Tenggara. Selesai kongres kita menerima lagi di Hotel Emerald dekat Aston 5 ribu dollar. Di Aston yang memberi saya Pak Umar," ujarnya.

Dikatakannya, seluruh uang itu tak dipakainya sendiri. Karena datang bersama empat temannya, uang itu dibagi. Sisanya sempat ia bawa ke Gorntalo. Sedang uang dollar, Ismiyati tukarkan di Bank Mandiri. Uang sebanyak itu belum termasuk uang transport. Ismiyati mengaku, uang transport ada lagi, dan yang diterimanya Rp 7.5 juta, itu tergantung jauhnya.

Saat ini, Ismiyati tercatat aktif di Partai Demokrat sebagai Ketua Pembina Demokrat DPC Boalemo, Gorontalo Barat. "Saya orang punya komitmen. Saya tidak takut, saya percaya orang beragama. (Soal itu akan menyeret Pak Anas) Itu terserah hukum dan bicara apa adanya," katanya lagi.

Sementara itu, anggota Dewan Pembina Sutan Bhatoegana mengaku tak kaget dengan pengakuan para kader Demokrat soal pembagian uang di Kongres Bandung. "Semua sudah diproses tanpa anda tanya, dan sudah dipanggil. Dewan Pengawas sedang bekerja sekarang. Kalau soal uang pasti jadi prioritas, kalau mau tahu datang ke kantor Pak TB Silalahi," ujar Sutan. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas