Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Posko Bimbingan Psikologis Dampingi Keluarga Korban

Selain di Halim, Himpsi juga membuka posko di RS Polri untuk menangani keluarga korban yang membutuhkan bimbingan psikologis.

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Posko Bimbingan Psikologis Dampingi Keluarga Korban
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Wajah sedih dan cemas terlihat dari keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang menunggu kabar di posko di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/5/2012). Pesawat Sukhoi Super Jet 100 jatuh di Tapak Batu, Kaki Gunung Salak, Jawa Barat, dalam penerbangan uji coba dengan jumlah penumpang 47 orang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Psikologi penerbangan bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Jakarta, sejak kemarin membuka posko psikologi bagi keluarga korban yang membutuhkan pendampingan psikologis.

"Sejak kemarin, rencananya sampai hari ini, tetapi masih melihat situasi jika memang masih dibutuhkan bisa diperpanjang," ujar Murty Pane, salah seorang anggota Himpsi yang bertugas kepada Tribunnews.com, Minggu (13/5/2012).

Selain di Halim, Himpsi juga membuka posko di RS Polri untuk menangani keluarga korban yang membutuhkan bimbingan psikologis.

Murty melanjutkan pihaknya tidak hanya menunggu ada keluarga korban yang mendatangi posko, tetapi mereka juga melakukan observasi.

"Kita observasi, kalau ada keluarga yang terlihat cemas dan tampak terpukul, kami akan mendatangi dan menenangkan, tetapi keputusan dari keluarga apakah mereka ingin melakukan konsultasi atau tidak," ujar Murty.

Murty mengaku kemarin pihaknya sempat menangani keluarga korban yang histeris, dan memberikan bimbingan psikologis.

"Kemarin mereka histeris dan tiba-tiba langsung disorot media, akhirnya ketua kami yang turun intervensi dan menjauhkan dari media," tutur Murty.

Berita Rekomendasi

Meskipun prioritas penanganan diberikan kepada keluarga korban, tidak menutup kemungkinan untuk memberikan bimbingan psikologis kepada pihak lain yang secara psikologis terkena dampak akibat tragedi ini.

"Siapapun bisa, termasuk wartawan. Karena terkadang wartawan yang meliput terkena dampak sekunder akibat bencana ini, jadi siapapun memang butuh support," ujar Murty.

Untuk metode yang digunakan dalam penanganan situasi psikologis keluarga korban, Murty menjelaskan bahwa metode yang digunakan ada berbagai macam, tergantung kondisi yang bersangkutan.

"Ya berbagai metode yang digunakan, tergantung situasi. Yang terpenting sebenarnya menciptakan suasana yang tenang, aman dan nyaman bagi mereka. Ada yang hanya diberi tepukan di bahu, atau pelukan, mereka sudah bisa merasa tenang," ujar Murty.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas