4 Direksi PT DI Lolos dari Sukhoi karena Terlambat dan Sakit
Empat orang direksi PT Dirgantara Indonesia (DI) sebenarnya dijadwalkan ikut dalam penerbangan Sukhoi Superjet 100 yang jatu
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Erwin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Empat orang direksi PT Dirgantara Indonesia (DI) sebenarnya dijadwalkan ikut dalam penerbangan Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor pada 9 Mei 2012 lalu. Mereka adalah Direktur Aeorostructure PT DI, Andi Alisyahbana; Direktur Aerocraft Services PT DI Budi Wuraskito; Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Dita Ardoni dan Direktur Utama PT DI, Budi Santoso.
Namun, keempatnya urung mengikuti joy flight karena berbagai alasan. "Saya kurang enak badan. Jadi saya memutuskan untuk tidak ikut," kata Budi, usai serah terima jenazah Karel M Sihombing, di depan Auditorium PT DI Bandung, Rabu (23/5/2012).
Budi meneruskan, kondisi berbeda dialami Andi Alisyahbana dan Dita Ardoni. Kedua direksi itu, kata Budi, terlambat tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma karena kemacetan arus lalu lintas. Bahkan, katanya, Andi Alisyahbana tiba di bandara hanya lima menit setelah Sukhoi take off.
Lain halnya dengan Budi Wuraskito. Menurut Budi Santoso, Budi Wuraskito batal hadir di bandara karena harus mengikuti pertemuan dengan Kementerian Riset dan Teknologi, meskipun pada akhirnya, pertemuan itu berlangsung pada pekan berikutnya, yaitu 17 Mei 2012.
Jadi yang ikut terbang dari PT DI adalah Kepala Bidang Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT Dirgantara Indonesia (DI), Kornel M Sihombing.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.