Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nazaruddin: Angie Penampung Dana Gelap di DPR

Tersangka dugaan suap pembahasan anggaran Angelina Sondakh dikenal sebagai penampung dana gelap proyek-proyek yang didapatkan Partai

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Nazaruddin: Angie Penampung Dana Gelap di DPR
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, kembali diperiksa KPK, di Jakarta, Kamis (28/6/2012). Nazaruddin diperiksa sebagai saksi bagi tersangka lainnya, Angelina Sondakh, dalam kasus dugaan korupsi penerimaan hadiah dalam penganggaran di kemenpora dan Kemendiknas. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka dugaan suap pembahasan anggaran Angelina Sondakh dikenal sebagai penampung dana gelap proyek-proyek yang didapatkan Partai Demokrat di DPR.

Bahkan, terkait proyek pengadaan sarana dan prasarana 16 universitas Kementerian Pendidikan Nasional, janda Adjie Massaid tersebut lah yang menjadi koordinatornya.

Kendati demikian, Angie begitu bisa disapa bukanlah orang yang mengelola fee proyek tersebut. Fee tetap diserahkan dan dikelola oleh Mirwan Amir selaku Pimpinan Banggar DPR dari Partai Demokrat.

Begitu diungkapkan M. Nazaruddin seusai menjalani pemeriksaan sebagai saksi Angelina Sondakh di Kantor KPK, Jakarta, Kamis (28/6/2012) malam.

"Angie yang mengumpulkan lalu semua diserahkan Mirwan Amir," ujarnya. Nazar pun lantas membuktikannya seperti pemeriksaan Anas Urbaningrum kemarin dalam penyelidikan Hambalang.

Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan jika dirinya dicecar dengan pertanyaan seputar partainya. Penyelidik KPK bahkan menanyai Anas tentang muasal duit di kas partai. 

"Saya jelaskan manajemen partai secara keseluruhan, termasuk pengelolaan keuangan partai, dari mana asalnya, bagaimana laporan pertanggungjawabannya, serta auditnya," kata Anas setelah diperiksa KPK kemarin.

Berita Rekomendasi

Anas tak menjelaskan lebih terperinci sumber duit partai. Ia malah mengatakan penyelidik bertanya macam-macam soal Demokrat, dari struktur hingga tugas masing-masing pengurus. "Ketua umum, sekretaris jenderal, serta pengurus lainnya," ujarnya.

Namun, sebelum dipecat, Bendahara Umum Demokrat Muhammad Nazaruddin pernah melaporkan kondisi keuangan partai kepada Anas Urbaningrum pada 18 Mei 2011. Dalam laporannya, Nazaruddin, yang mengetahui lalu lintas keuangan Demokrat, menulis penerimaan partai pada periode 1 Juni 2010 hingga 15 Mei 2011 mencapai Rp 35,87 miliar.

Menurut Nazaruddin, saldo awal kas cuma Rp 1,54 miliar. Nazaruddin lantas menyumbang Rp 13,9 miliar. Ada juga setoran Mirwan Amir Rp 9,2 miliar, Edhie Baskoro Yudhoyono Rp 2,2 miliar, dan Anas Urbaningrum Rp 300 juta. Setelah Nazaruddin, Mirwan, yang ketika itu menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, merupakan penyumbang terbesar kedua. Nazaruddin mengatakan sebagian besar duit itu berasal dari sumber-sumber gelap.

Namun, pada kesempatan lalu, Mirwan kerap kali membantah pernyataan suami Neneng Sri Wahyuni tersebut. "Itu bohong. Dia itu yang justru mau jadi calonya," tegas Mirwan kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Klik Juga:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas