DPR: Tempe-Tahu Langka di Pasaran Jadi Masalah Gawat Darurat
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron mengatakan naiknya harga kedelai yang berujung kepada kelangkaan tempe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron mengatakan naiknya harga kedelai yang berujung kepada kelangkaan tempe dan tahu di pasaran sudah masuk ke tahapan gawat darurat alias emergency.
"Persoalan Ini masuk dalam kategory emergency, " kata Herman dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews.com, Rabu(25/7/2012).
Untuk itu kata Herman harus ada emergency respon yang tepat dan cepat pula. Menteri Pertanian menurut Herman harus memastikan betul akar masalahnya dimana dan publik harus tahu perihal ini.
"Jika menyangkut stok tentunya perlu ada penambahan stock yang aman untuk jangka waktu tertentu, tetapi jika ini permainan spekulan, harus ditindak tegas," ujar Herman.
Perlu diketahui kebutuhan kedelai dalam negeri sekitar 2,25 juta ton, dimana kita baru mampu produksi dalam negeri sekitar 779 ribu ton. Kini kekurangan masih berada di angka sekitar 1,4 juta ton yang dipenuhi melalui impor dari Amerika Serikat.
Saat ini Amerika sedang musim kering, sehingga ada penurunan produktifitas dan harganya menjadi naik, ini yang menyebabkan harga d indonesia juga menjadi tinggi.
Meski begitu Herman menjelaskan bahwa dibalik hal itu semua harus diambil hikmahnya untuk saatnya berpikir dan bekerja keras bahwa yang menyangkut hajat hidup masyarakat banyak harus mandiri dan berdaulat, serta dalam pencapaian swasembadanya harus mempunyai renstra yang tepat dan realistis.
"Karena negara kita juga cocok untuk pertanaman kedelai," jelasnya.
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan Presiden SBY sudah memerintahkan menteri perdagangan dan menteri pertanian untuk mengurus masalah tempe dan tahu ini.
"Dan kami DPR akan memantaunya secara seksama," tutup Herman.