Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Pertanian: Tak Usah Panik Harga Tempe-Tahu Naik

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono meminta semua kalangan tidak perlu panik jika harga tempe dan tahu naik

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Menteri Pertanian: Tak Usah Panik Harga Tempe-Tahu Naik
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Pekerja di tempat pembuatan tahu, membereskan alat-alat produksi, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2012). Para produsen tahu yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha dan Pengrajin Tahu-tempe Indonesia (Hipertindo) akan melakukan aksi mogok produksi mulai tanggal 25 sampai 27 Juli 2012, sebagai respon dari melonjaknya harga kedelai impor selama 6 bulan berturut-turut, sejak Februari hingga Juli 2012. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Suswono meminta semua kalangan tidak perlu panik jika harga tempe dan tahu naik.

"Masyarakat itu mestinya tidak perlu panik atau pengusaha tempe," kata Suswono di Istana Negara Jakarta, Selasa (24/7/2012), malam.

Kenaikan harga tahu dan tempe sebagai imbas kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe. Menurut Mentan kenaikan kedelai disebabkan harga impor kedelai dari Amerika naik karena kekeringan melanda negara pengimpor kedelai itu.

"Kenaikan harga kedelai ini harusnya menguntungkan petani domestik.
Di sisi lain ada konsumen yang diberatkan dengan harga kedelai yang tinggi," kata Mentan.

Dikatakan saat ini pemerintah tidak bisa mengatur tata niaga kedelai, tidak sama saat Bulog zama dulu mengatur 9 bahan pokok untuk penyangga.
"Sekarang kan tidak. Yang bisa dilakukan oleh pemerintah dengan operasi pasar ya hanya beras, kalau kedelai kan tidak," kata dia.

Bagi Kementerian Pertanian, kata Mentan, terutama untuk petani saat ini justru merangsang petani untuk menanam kedelai.

"Tetapi memang ke depan mau tidak mau harus ada penambahan lahan. Perlu tambahan lahan paling tidak 500.000 hektar untuk kedelai. Sampai saat ini kita belum mendapatkan lahan itu, sehingga produksi masih sedikit," kata Mentan.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas