TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dalam hitungan jama akan resmi masuk ke struktur Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Selasa (15/1/2012).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan melantik politisi Partai Demokrat itu sebagai Menpora, menggantikan Andi Mallarangeng.

Walau belum resmi menjadi ibu menteri, Ismarindayani Priyanti, istri Roy sudah mengikuti sidang pleno Solidaritas Istri-istri Kabinet (Sikib), kemarin. Apa kesan pertama Ririen?

"Tadi pagi, saya ikut sidang di Istana, sidang pleno Sikib awal tahun 2013. Itu acaranya diadakan setahun sekali, dan selalu bersama Bu Ani, Ibu Negara," ujar Ismarindayani Priyanti kepada Tribunnews.com saat ditemui di kediamannya di kawasan Tomang, Jakarta Barat, Senin (14/1/2012) larut malam.

Menurut dia, dalam pertemuan pertama kali dengan para aktivis Sikib, Ririen merasakan hal yang wajar-wajar saja.

"Bu Ani orangnya wajar saja, dia orang yang hangat dan cair sama semua yang hadir, malah kadang suka canda-canda. Kalau dengan Bu Boediono, Bu Herawati, kami sudah kenal lama karena sama-sama dari Jogja. Bu Herawati bilang, welcome dan selamat bergabung," ujar.

Ririen mengaku tidak kikuk berada di lingkungan para ibu menteri. "Aku enggak kikuk, canggung, apalagi minder. Karena kerjaaan ku kan di Bank Mandiri, selama ini memang di level mereka," kata Ririen.

"Aku menangani nasabah-nasabah prioritas sejak 2005. Bukan sombong, tapi memang pekerjaan ku di situ. Ada nasabahku yang anak konglomerat, anak jenderal. Nah, sebelum Pak Boediono jadi menteri, istrinya nasabah aku di Jogja. Jadi, aku tidak kikuk, canggung, atau minder," kata Ririen lagi.

Menurut dia, sekilas dari penglihatan dan amatannya terhadap organisasi yang dipimpin Ibu Negara, Ny Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono ini cukup bagus.

Istri-istri menteri diorganisir untuk menghasilkan beberapa program kerja seperti Indonesia Pintar dalam hal pengadaan buku-buku, Indonesia Sehat untuk bidang kesehatan masyarakat.

Programnya, misalnya Mobil Pintar, Motor Pintar, dan Kapal Pintar. "Kalau di sini mungkin dianggap biasa saja, tapi kalau misalnya di pelosok Kalimantan, anak-anak itu haus baca buku-buku bacaan," ujar Ririen.

BACA JUGA: