Roy Suryo Bijak Sikapi Kritik dan Cemooh di Twitter
Sepanjang Jumat (11/1/2013), Roy Suryo, mengaku, mengetahui dan memantau setiap perkembangan pemberitaan media massa
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang Jumat (11/1/2013), Roy Suryo, mengaku, mengetahui dan memantau setiap perkembangan pemberitaan media massa, online, dan komentar-komentar pembaca, beberapa jam setelah dirinya ditunjuk Presiden SBY menjadi Menpora.
Tak lupa, Roy pun memantau sejumlah komentar berupa ucapan selamat, kritik pedas, hingga cemooh, yang mengalir di twitter media online.
Roy mengaku tak sedih, kesal, marah, ataupun ingin membalas terhadap orang-orang yang mencemooh karena meragukan kemampuan dirinya yang akan mengemban tugas sebagai Menpora.
Sebab, semua yang disampaikan sebagian warga itu adalah fakta. Bahwa ia mengakui dirinya bukan berlatar belakang bidang kepemudaan, apalagi bidang olahraga.
"Oh iya, semua saya baca. Menarik semua. Itu menjadi energi positif yang membangkitkan. Dan saya tidak perlu menjawab, karena itu benar. Yang mereka sampaikan itu apa adanya. Dan saya terima apa adanya," ucap Roy.
"Oh iya (soal cemooh), enggak apa-apa. Bagi saya, itu ungkapan ekspresi dari mayarakat yang memang mereka bilang apa adanya. Malah kalau ada yang bilang, Mas Roy cocok sekali, tepat sekali, saya malah curiga, ini orang punya kepentingan apa yah. Tapi, kalau orang bicarakan yang sebenarnya, kenapa harus kita permasalahkan. Lah, saya juga merasa itu benar," paparnya.
Roy mengakui tiga tugas utama yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada dirinya selaku Menpora dalam 1,5 tahun sisa masa jabatan kabinet, terbilang sangat berat.
Ia pun tak bisa mengatakan mampu atau tidak mengemban dan menyelesaikan tiga tugas tersebut, yakni konsolidasi internal Kemenpora, prestasi olahraga, dan penyelesaian kepengurusan PSSI.
Menurut Roy, dirinya hanya akan berusaha melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Ia pun tak mempermasalahkan bila ada anggapan Presiden SBY salah memilih dirinya sebagai Menpora.
"Iya enggak apa-apa, no problem. Bukan coba loh, kalau coba, coba-coba. Saya punya upaya untuk mendapat reference," ujarnya.
Untuk menunjang usahanya melaksanakan tugas sebagai Menpora baru, Roy mengaku mempelajari dunia kepemudaan dan olahraga dari berbagai sumber.
"Banyak, dunia sekarang sudah terbuka, dari media sosial, dari media umum, media massa, dari masyarakat, dari buku pasti, jadi rajin baca. Tapi bisa tanya istri, itu biasa saya lakukan, kalau kita punya keinginan harus kita lakukan," ujarnya.
Apa yang bisa masyarakat harapkan dari Anda sebagai Menpora baru?
"Boleh masyarakat tidak berharap apa-apa. Justru buat semangat. Kalau masyarakat tidak berharap dan tinggal tunggu penggantinya, ya kita enah toh. Ekspektasi rendah dan bisa menyelesaikan tugas lebih dari ekspektasi rendah itu, kan bagus," jawab Roy.
Dalam kesempatan ini, Roy mengatakan dirinya tidak pernah berpikir masuk dalam lingkaran pencitraan kendati diakuinya hasil kerja dirinya sebagai Menpora akan mempengaruhi citra Partai Demokrat jelang Pemilu 2014.
"Saya tidak pernah berpikir soal pencitraan, yang penting kerja. Sudah lah ini urusan negara, urusan rakyat," kata dia.
Bukankah banyak menteri yang dari parpol akan menjadikan hasil kerjanya sebagai "barang dagangan" saat kampanye? "Yah, kalau itu terserah sih, saya sih enggak. Yakin lah."
BACA JUGA: