Ketika CEO Kompas Gramedia 'Banting Setir' Jadi Guru SD
Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo mendadak jadi Guru SD di program Indonesia mengajar.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jakarta,
Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Terbiasa memimpin jaringan perusahaan media di bawah payung Grup Kompas Gramedia (KG), Chief Executive Officer (CEO) KG Agung Adiprestyo mendadak 'banting setir' jadi Guru Sekolah Dasar (SD)!
Dengan telaten dan sabar, CEO KG ini mengajari anak-anak berbagai pengetahuan umum dalam bahasa anak-anak yang mudah dimengerti. Ia pun mendaulat anak-anak untuk adu lomba cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang dia lontarkan di depan kelas.
Usai jadi Guru SD, ia bertutur memang KG sangat concern dengan dunia pendidikan.
Baginya, level pendidikan SD adalah titik fundamental lahirnya para generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Demi mewujudkannya, diperlukan sinergi dari seluruh pihak, bukan hanya guru dan orang tua saja.
Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo saat berpartisipasi dalam program "Indonesia Mengajar" di SDN Kuningan Timur 01 Pagi Jakarta Selatan, Rabu (20/2/2013).
"Seperti yang dilakukan anak-anak muda untuk Indonesia Mengajar. Secara suka rela mereka berbagi pengetahuan berdasarkan bidang yang mereka geluti," kata Agung kepada TRIBUNnews.com.
Ia menjelaskan pengetahuan yang luas dari berbagai bidang dan cerita pengalaman yang diberikan para relawan ini tentu akan membantu memotivasi anak untuk terus belajar.
Dalam kesempatan tersebut, Agung turut ambil bagian dalam program Indonesia Mengajar. Ia akan berbagi pengalaman kepada murid kelas dua, empat dan enam.
Kekurangan Guru Berkualitas
Indonesia Mengajar adalah program yang diprakasai oleh Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan.
Program ini memiliki misi mengajak anak muda untuk membantu mencerdaskan bangsa.
Seperti yang dikutip dari situs Indonesia Mengajar, program ini hadir untuk mengisi kekurangan guru berkualitas di daerah yang membutuhkan, khususnya di daerah terpencil dengan mengirimkan lulusan terbaik Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah dididik intensif untuk menguasai kapasitas kepengajaran dan kepemimpinan untuk bekerja sebagai guru selama satu tahun.
Selain itu juga sebagai wahana belajar kepemimpinan bagi anak-anak muda terbaik Indonesia agar tak semata memiliki kompetensi kelas dunia, tetapi juga pemahanan akar rumput.
Baca Artikel Menarik Sebelumnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.