Rima Rela Cuti Kerja demi Mengajar di Kelas Inspirasi
Rima Olivia (36) sedang tidak masuk kantor Rabu (20/2/2013). Dia cuti demi jadi pengajar Kelas Inspirasi.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Rima Olivia (36) sedang tidak masuk kantor Rabu (20/2/2013).
Alih-alih beraktivitas di kantor, ibu dua anak ini malah asyik mengajar dan mengenalkan profesinya sebagai seorang psikolog kepada murid-murid SDN 01 Kuningan Timur Jakarta Selatan.
Rima rupanya hadir di sekolah tersebut sebagai sukarelawan pengajar Kelas Inspirasi, sebuah program yang mengajak kaum profesional dari berbagai bidang untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada murid-murid sekolah dasar negeri.
Rima tidak sendirian. Ia hanyalah satu dari 599 kaum profesional yang secara sukarela "cuti kerja" dan meluangkan waktunya untuk berbagi pengalaman dengan murid-murid di 58 sekolah dasar negeri di Jakarta.
Tidak hanya di Jakarta, Kelas Inspirasi juga diadakan di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar dan Pekanbaru. Total, sebanyak 1064 sukarelawan berpartisipasi di Kelas Inspirasi kali ini. Mereka terpilih setelah melalui proses seleksi.
Kelas Inspirasi merupakan program turunan dari Indonesia Mengajar dan pertama kali diadakan pada 25 April 2012. Sementara Indonesia Mengajar adalah program besutan Anies Baswedan yang bertujuan mengisi kekurangan guru sekolah dasar, khususnya di daerah terpencil dengan mengirimkan lulusan terbaik Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah dididik intensif untuk menguasai kapasitas kepengajaran dan kepemimpinan untuk bekerja sebagai guru selama satu tahun.
"Awalnya karena banyak orang yang tertarik dengan Indonesia Mengajar. Namun mengingat umur dan pekerjaan yang tidak bisa lama ditinggalkan maka muncul inisiatif untuk membuat Kelas Inspirasi," ujar Dhini Hidayati, Communication Indonesia Mengajar kepada TRIBUNnews.com.
Berbeda dari Indonesia Mengajar, kata Dhini, Kelas Inspirasi hanya berlangsung sehari dan umur relawannya cukup bervariasi. "Bidangnya pun kian beragam. Wawasan para murid juga jadi bertambah luas," katanya menambahkan.
Tujuan utama Kelas Inspirasi adalah untuk mengenalkan segala macam profesi kepada murid sehingga mereka memiliki gambaran dan arahan tentang cita-cita yang dipilihnya.
Di SDN Kuningan Timur ini, Rima berbagi pengalaman tentang pekerjaannya sebagai seorang psikolog.
"Tadi saya cerita tentang pekerjaan seorang psikolog ke murid kelas IV
SD. Mulanya mereka cuma tahu psikolog hanya bekerja membuat psikotes saja. Saya jelaskan, kalau psikolog juga memotivasi orang untuk berperilaku lebih baik supaya menjadi pribadi yang sukses," kata alumnus Universitas Indonesia itu.
"Lumayan, tadi ada lima anak yang mau jadi psikolog, he-he-he," tuturnya sambil berseloroh.
Selain Rima, ada sembilan sukarelawan lainnya yang turut ambil bagian dalam Kelas Inspirasi di sekolah ini. Mereka datang dari segala profesi seperti dokter, arsitek, ahli finansial, dan ahli geologi.
Tak ketinggalan pula CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo yang mendapat bagian bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang direktur kepada murid kelas 2, 4, dan 6 SD.
Rima berharap program ini mereka bisa teruskan nantinya. "Tadi sempat mengobrol sama sukarelawan lainnya, pengin ada kelanjutan lagi. Kayaknya enggak cukup ya cuma 20 menit di satu kelas tadi," katanya.
Kelas Inspirasi ditutup dengan acara penerbangan balon yang talinya telah ditempeli cita-cita para murid. Ini melambangkan usaha mereka untuk menggapai cita-cita setinggi langit.
Tentu saja di tahun mendatang, diharapkan lebih banyak lagi pribadi-pribadi yang terdorong hatinya dan mau meluangkan waktunya untuk menginspirasi generasi penerus bangsa menggapai cita-citanya setinggi langit.
Anda minat? Hanya sehari saja kok. Yuk cuti untuk menginspirasi penerus bangsa.