Anggota TNI Harus Patungan
Sosiolog Tamrin Amal Tomagola mengatakan anggota TNI yang ikut melakukan penyerangan terhadap Mapolres Ogan Komering Ulu
Editor: Johnson Simanjuntak

Laporan dari Wartawan Wartakotalive.com, Leonard A.L Cahyoputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosiolog Tamrin Amal Tomagola mengatakan anggota TNI yang ikut melakukan penyerangan terhadap Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) harus patungan untuk membayar biaya kerugian yang ditimbulkan.
“Karena yang dibakar kantor polisi yang dibangun dari uang rakyat, untuk penegakan hukumnya anggota TNI harus patungan mengganti itu kantor, itu salah satu solusinya,” ujar Tamrin saat menyampaikan pendapatnya dalam disikusi dengan tema Cerita Lama Polisi dan Tentara di Warung Daun Cikini, Sabtu, (09/03/2013).
Seperti yang diketahui Kamis, (07/03/2013) kemarin, sekitar 75 anggota TNI datang menanyakan kelanjutan proses hukum terhadap Bintara. Mereka sempat berdialog dengan Kapolres OKU.
Diduga tak puas dengan penjelasan Kapolres tentang kejelasan hukum pelaku Pratu Heru, massa merusak dan membakar Mapolres. Oknum TNI juga membawa sangkur yang digunakan melukai para korban.
Bukan hanya Mapolres, massa juga membakar Pos Lalu Lintas Ogan 2 dan Pos Lalu Lintas Simpang Kota Baru. Mereka juga merusak Polsek Baturaja Timur, Polsek Marta Pura, dan Pos Lantas Ramayana. Kemudian 69 sepeda motor dan 9 mobil ikut dirusak.
Klik: