Prabowo: Bentrokan TNI-Polri Terjadi Karena Salah Paham dan Emosi
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto angkat suara menanggapi bentrokan TNI-Polri
Penulis: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto angkat suara menanggapi bentrokan TNI-Polri yang terjadi di Mapolres OKU, Sumatera Selatan, Kamis pekan lalu.
Menurut Prabowo, bentrokan antara pasukan TNI dengan aparat Kepolisian bisa terjadi karena adanya salah paham dan karena masalah emosional saja.
Prabowo mengatakan apabila terjadi bentrokan antara prajurit itu merupakan risiko para pimpinan baik itu di TNI maupun Polri.
Lebih lanjut, mengenai bentrokan yang mengakibatkan terbakarnya Mapolres OKU, Prabowo optimis Panglima TNI dan Kapolri bisa menyelesaikan persoalan ini dengan baik.
"Saya yakinlah mereka mampu mengambil langkah-langkah dengan baik," tegasnya.
Sementara itu, KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo memastikan, proses investigasi bentrokan TNI-Polri di OKU, Palembang masih dilakukan.
Hingga saat ini jumlah pasukan TNI yang diperiksa bertambah menjadi satu orang lagi menjadi 31 personil.
"Sampai saat ini kita (masih) adakan investigasi. Kemarin ada 30 orang dari 90 sekian yang diperiksa di Palembang untuk pendalaman. Hari ini, saya dengar ada satu orang lagi ditambahkan kesana," ungkap Pramono, di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (11/3/2013).
Dia katakan proses investigasi TNI antinya akan dicocokkan dengan investigasi yang dilakukan Polri.
Mengenai sanksi, tegas dia, berpegang pada prinsip tegas pada siapa yang salah maka harus dihukum.
"Sesuai dengan kesalahannya, karena masih dalam pemeriksaan," jelasnya.
Sanksi yang akan diberikan, menurutnya bisa sampai pada sanksi pemecatan jika memang memenuhi persyaratan.
"Maksudnya, memenuhi persyaratan sesuai kesalahannya. Prinsipnya yang harus dipegang siapa yang salah harus dihukum. Siapa yang benar harus dibela,"katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.