Masyarakat Mulai Tidak Percaya Terhadap Polisi
Belum genap sebulan Mapolres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, diserang TNI AD, penyerangan ke kantor polisi
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum genap sebulan Mapolres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, diserang TNI AD, penyerangan ke kantor polisi kembali terjadi dini hari tadi.
Kali ini yang diserang adalah Lembaga Pemasyarakat Sleman, Yogyakarta. Penyerangan tersebut menewaskan empat tahanan.
Pengamat Kepolisian, Komisari Besar (Purn) Alfons Leumau, mengatakan gejala ini terjadi karena masyarakat sudah tidak percaya kepada penegakan hukum.
"Ini fenomena bahwa banyak masyarakat sudah tidak percaya bahwa penegakan hukum sekarang sudah memenuhi rasa keadilan masyarakat. Sehingga masyarakat mencari katub pemuas sendiri terhadap hukum yang ingin ditegakkan," ujar Alfons di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (23/3/2013).
Alfons tidak menampik polisi sudah bekerja secara maksimal. Namun, masyarakat memandang cara kerja polisi masih belum memuaskan. Hal tersebut diperparah petinggi Polri yang tersangka korupsi.
"Walau kita lihat polisi sudah bekerja dengan baik berusaha menegakkan hukum, tapi tidak dapat diabaikan bagaimana cara kerja yang tidak memuaskan masyarakat. Contoh perlakuan kasar (polisi) dan pemberitaan kekayaan yang dahsyat (kasus Irjen Djoko Susilo)," terangnya.
Lebih jauh dikatakan Alfons, masyarakat sudah gerah dengan kondisi yang ada. Sehingga masyarakat akan mencari jalannya bagaimana hukum bisa ditegakkan.
"Mereka mencari jalur-jalur sendiri. Tetapi cara ini harus dibuktikan secara hukum. Hukum harus ditegakkan sampai kapan pun," tukasnya.
Sebelumnya, TNI Batalyon Armed Ogan Komering Ulu menyerang Polres karena mandeknya proses hukum terhadap penembakan rekan mereka Pratu Heru Oktavianus yang ditembak anggota Polres OKU.
Sementara penyerangan di Lapas Sleman belum diketahui siapa pelakunya. Pelaku berjumlah 17 orang, mengenakan penutup muka, dan bersenjata laras panjang.
Mereka memaksa penjaga untuk menunjukan lokasi empat pelaku penganiayaan Sertu Santosa, anggota Kopassus Grup II Surakarta di Hugos Cafe. Sertu Santosa saat itu terbunuh akibat penganiayaan tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.