Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mabes Polri Bantah Takut Ungkap Penyerangan

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafly Amar membantah anggapan kepolisian terkesan takut-takut dalam

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Mabes Polri Bantah Takut Ungkap Penyerangan
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Ratusan warga yang tergabung dalam solidaritas untuk korban penembakan di Yogyakarta melakukan aksi keprihatinan dengan menyalakan lilin di sekitar bundaran HI Jakarta Pusat, Minggu (24/3/2013). Aksi keprihatinan ini dilakukan menyikapi tewasnya empat napi Lapas Cebongan Sleman Yogyakarta yang tewas ditembak oleh kelompok bersenjata pada Sabtu dini hari lalu. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafly Amar membantah anggapan kepolisian terkesan takut-takut dalam membongkar kasus penyerangan dan penembakan empat orang tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman Jawa Tengah.

Menurut Boy proses pengungkapan kasus penembakan tersebut terkendala dengan minimnya alat-alat bukti untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Pengungkapan perkara bukan soal takut atau tidak takut. Tapi dikaitkan dengan proses penemuan alat bukti yang berhasil dilakukan. Jadi kalau alat bukti berhasil, segala sesuatu terang benderang dan ada peluang lebih kita identifikasi peristiwa," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Ia menilai persoalan dan hambatan yang paling penting dalam membongkar kasus ini adalah terkait keberadaan petunjuk, informasi, dan alat bukti yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan.

Pihaknya saat ini terus berusaha untuk memepelajari bukti-bukti yang ada serta data-data yang diperoleh dari pemeriksaan saksi-saksi dan olah TKP.

"Jadi bukan persoalan takut tidak takut, tapi harus ukur keberhasilan memperoleh petunjuk, informasi, alat bukti, yang kita perlukan untuk mengungkap pidana," tukasnya.

Boy mengakui, proses pengungkapan kasus ini tidak mudah, pihaknya mengaku membutuhkan semua informasi tambahan, baik itu dari TKP maupun di tempat lain yang dapat memberikan petunjun tambahan.

Berita Rekomendasi

"Pekerjaan ini tidak mudah, harus ada upaya pengumpulan fakta lebih akurat. Bisa saja informasi akurat bukan di TKP, bisa saja di tempat lain yang katakanlah informasi terkait orang-orang yang mirip dengan yang dijelaskan di TKP," tandasnya.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas