Manajemen Bencana Harus Dimiliki Masyarakat
Ia mencontohkan dengan masyarakat di Jepang, dimana masyarakatnya tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana
Penulis: Bahri Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua PMI Jusuf Kalla menyebut perlunya memasukan nilai-nilai terkait management disaster(Manajeman bencana) ke dalam kebiasaan masyarakat. Hal ini untuk menjadikan masyarakat lebih waspada dan siap ketika harus menghadapi bencana.
Ia mencontohkan dengan masyarakat di Jepang, dimana masyarakatnya tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana.
"Di Jepang itu ketika terjadi Gempa mereka tahu mesti apa, mereka keluar gedung dan berjalan menuju taman," ujar JK dalam seminar tentang kebakaran, manajemen bencana dan keselamatan kerja di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Depok, Selasa (26/3/2013).
Hal yang berbeda terjadi di Indonesia, jika terjadi bencana masyarakat kemudian justru panik dan bingung harus melakukan apa. Mereka pergi tanpa tahu tujuannya.
"Di Indonesia panik, malah pake kendaraan macetlah jalan. Dan karena tidak tahu tujuan lari kemana malah jadi saling tabrak," tukasnya.
JK melihat pentingnya menanamkan kebiasaan untuk bersikap tenang dan memberi pemahaman mengenai halk yang perlu dilakukan saat terjadi bencana.
Ia juga melihat ada peran budaya dan kearifan lokal yang membuat suatu kelompok masyarakat lebih waspada dan siap dalam menghadapi bencana. Ia mencontohkan suatu daerah di Aceh dimana lokasinya lebih dekat dengan lokasi gempa namun korban jiwanya tidak sebanyak daerah lain.
Hal ini dikarenakan budaya dalam masyarakat yang tertanam menjadi kebiasaan memberikan petunjuk ketika terjadi bencana, sehingga masyarakat disana tahu apa yang harusa dilakukan saat bencana datang.
"Disana itu ada budaya, ketika datang gempa segera pergi ke tempat tinggi, makanya masyarakat sana siap, sehingga korbannya tidak sebanyak di tempat lain," ujarnya.