Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Manajemen Bencana Harus Dimiliki Masyarakat

Ia mencontohkan dengan masyarakat di Jepang, dimana masyarakatnya tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana

Penulis: Bahri Kurniawan
zoom-in Manajemen Bencana Harus Dimiliki Masyarakat
Palang Merah Indonesia
- Untuk membantu kebutuhan darah di Indonesia yang mencapai 4,8 juta kantong, Palang Merah Indonesia (PMI) mendapatkan bantuan berupa 1 (satu unit) mobil donor darah dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang diserahkan oleh Direktur Utama Telkomsel, Alex J. Sinaga yang diterima langsung oleh Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla di Markas Pusat PMI, (22/3/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua PMI Jusuf Kalla menyebut perlunya memasukan nilai-nilai terkait management disaster(Manajeman bencana) ke dalam kebiasaan masyarakat. Hal ini untuk menjadikan masyarakat lebih waspada dan siap ketika harus menghadapi bencana.

Ia mencontohkan dengan masyarakat di Jepang, dimana masyarakatnya tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana.

"Di Jepang itu ketika terjadi Gempa mereka tahu mesti apa, mereka keluar gedung dan berjalan menuju taman," ujar JK dalam seminar tentang kebakaran, manajemen bencana dan keselamatan kerja di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Depok, Selasa (26/3/2013).

Hal yang berbeda terjadi di Indonesia, jika terjadi bencana masyarakat kemudian justru panik dan bingung harus melakukan apa. Mereka pergi tanpa tahu tujuannya.

"Di Indonesia panik, malah pake kendaraan macetlah jalan. Dan karena tidak tahu tujuan lari kemana malah jadi saling tabrak," tukasnya.

JK melihat pentingnya menanamkan kebiasaan untuk bersikap tenang dan memberi pemahaman mengenai halk yang perlu dilakukan saat terjadi bencana.

Ia juga melihat ada peran budaya dan kearifan lokal yang membuat suatu kelompok masyarakat lebih waspada dan siap dalam menghadapi bencana. Ia mencontohkan suatu daerah di Aceh dimana lokasinya lebih dekat dengan lokasi gempa namun korban jiwanya tidak sebanyak daerah lain.

Berita Rekomendasi

Hal ini dikarenakan budaya dalam masyarakat yang tertanam menjadi kebiasaan memberikan petunjuk ketika terjadi bencana, sehingga masyarakat disana tahu apa yang harusa dilakukan saat bencana datang.

"Disana itu ada budaya, ketika datang gempa segera pergi ke tempat tinggi, makanya masyarakat sana siap, sehingga korbannya tidak sebanyak di tempat lain," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas