Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dalam 3 Bulan, 13 Polisi Tewas Dikeroyok dan Dibacok

Indonesian Police Watch (IPW) mencatat sepanjang 2013 dari Januari hingga Maret

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dalam 3 Bulan, 13 Polisi Tewas Dikeroyok dan Dibacok
ANT
Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro (kiri) bersama Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus (kanan) menangis melihat jenazah Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar, Kamis (28/3/2013) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Indonesian Police Watch (IPW) mencatat sepanjang 2013 dari Januari hingga Maret, ada 13 polisi yang dikeroyok dan dibacok masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

Dari jumlah itu enam polisi dikeroyok dan tujuh polisi yang dibacok. Lima di antaranya adalah perwira. Sisanya, tujuh polisi jajaran bawah.

"IPW sangat prihatin dengan kondisi ini dan berharap anggota Polri meningkatkan kualitas latihan hingga bisa lebih profesional. Sebab ke depan, jumlah masyarakat yang makin nekat kian banyak, mengingat persoalan sosial ekonomi di masyarakat kian pelik dan sulit," ungkap Ketua Presidium IPW Neta S Pani dalam siaran persnya, Minggu (31/3/2013).

Sejak tiga tahun terakhir, masyarakat yang anarkis dan kian nekat melakukan pengeroyokan terhadap polisi makin menunjukan fenomena yang mengkhawatirkan. Tahun 2011 ada 20 polisi yang tewas saat bertugas. Tahun 2012 meningkat, ada 29 polisi tewas dan 14 luka. Tahun 2013 dari Januari hinnga Maret ada 13 polisi yang dikeroyok dan dibacok, dua di antaranya tewas. Kasus terbaru adalah pengeroyokan Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan hingga tewas.

"IPW menilai ada tiga hal penyebab munculnya fenomena pengeroyokan polisi. Pertama, kesadaran hukum masyarakat kian rendah. Kedua, kejengkelan sebagian masyarakat kian tinggi karena menilai polisi cenderung arogan, diskriminatif, dan represif. Ketiga, polisi kian kurang terlatih dan dalam melakukan operasi penangkapan kurang dilengkapi data-data komperhensif sehingga tidak bisa melakukan antisipasi maksimal," terangnya.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas