Marzuki Soal SBY Pernah Bilang Menteri Fokus Partai Agar Mundur
Ketua DPR RI Marzuki Alie dimintai tanggapannya soal pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah bilang menteri fokus
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Marzuki Alie dimintai tanggapannya soal pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah bilang menteri fokus pekerjaannya dan meminta menteri yang sibuk urusan politik untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
"Fokus itu bukan larangan untuk merangkap jabatan," kata Marzuki di Istana Negara Jakarta, Senin (1/4/2013).
Menurut Marzuki fokus dalam artian mengutamakan dan memprioritaskan tugas-tugas sebagai pejabat publik.
"Artinya tidak ada larangan rangkap jabatan dengan kemampuan leadership kita bisa mendelegasikan kewenangan kita kepada orang-orang di partai," kata Marzuki.
Diberitakan sejumlah media massa, SBY meminta kepada para menterinya yang sibuk dengan urusan politik untuk mengundurkan diri dari jabatannya di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
"Mari bersama-sama dan seperti dulu tahun 2008. Bagi saudara yang memang tidak bisa membagi waktu dan harus menyukseskan tugas politik, parpol manapun, saya persilahkan baik-baik untuk mengundurkan diri," tegas Presiden dalam sambutanya di sidang kabinet, Kamis 19 Juli 2012 lalu.
Jika ada menteri yang datang kepadanya dengan alasan ingin fokus di partai politik, SBY tak dapat menghalangi.
Seperti diketahui Presiden SBY baru saja dipercaya menjabat ketua umum Demokrat. SBY juga menjabat ketua Dewan Pembina, Ketua Majelis Tinggi, dan Ketua Komite Etik Demokrat.
Sejumlah pihak khawatir dengan banyaknya jabatan politik yang dipegang SBY itu akan membuat pemerintahan terbengkalai.
Selain SBY, sejumlah ketua umum partai politik duduk di kursi kabinet Indonesia bersatu Jilid II. Mereka adalah Ketua Umum PPP yang juga Menteri Agama Suryadharma Ali, Ketua Umum PAN menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar.