Panglima TNI: Jangan Kibarkan Bendera GAM
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menegaskan bahwa bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menegaskan bahwa bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang beberapa waktu lalu berkibar di Nanggroe Aceh Darussalam jangan dikibarkan sampai ada pengesahan dari Pemerintah.
"Selama ini belum disahkan tentu kami akan berupaya untuk tidak dikibarkan dulu. jangan kibarkan dulu," ujar Agus Suhartono usai menghadiri Munas ke-IX dan Seminar Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia yang digelar di Hotel JS Luwansa, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2013).
Agus juga mengungkapkan, Pemerintah Pusat melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri) telah melakukan evaluasi dan telah meminta untuk tidak mengibarkan bendera GAM tersebut.
"Jadi kami sekarang menyelesaikan masalah dalam musyawarah dan mufakat," tutur Agus.
Seperti diberitakan sebelumnya, seribuan massa dari sejumlah kabupaten/kota di Aceh berkonvoi ke Banda Aceh untuk menunjukkan dukungan terhadap bendera itu kepada Mendagri Gamawan Fauzi, massa penolak bendera Bintang Bulan dan Lambang Aceh justru beraksi di sejumlah kabupaten/kota.
Wartawan Serambi dari berbagai daerah, Kamis (4/4) melaporkan, demo penolakan bendera Bintang Bulan terjadi di Takengon, Meulaboh, Kutacane, Langsa, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Dalam aksinya, mereka mengusung bendera Merah Putih. Bahkan, di Takengon, massa dari Aceh Tengah dan Bener Meriah membakar bendera Bintang Bulan, saat beraksi di depan Gedung Olah Seni (GOS) setempat.
Sementara di Banda Aceh, keinginan seribuan massa untuk konvoi membawa bendera yang identik dengan bendera GAM itu ke depan Pendapa Gubernur Aceh terhalangi di persimpangan Kodim 0101/BS Banda Aceh, Kamis (4/4) siang.
Pasalnya, personel TNI menghadang massa dengan empat mobil panser, sehingga mereka gagal berunjuk rasa di depan Mendagri Gamawan Fauzi yang sedang membahas soal bendera Aceh dengan pejabat pemerintah daerah di pendapa.
Penghadangan dengan panser ini berlangsung sekitar lima menit. Keempat panser ini kembali dimasukkan ke dalam Markas Kodim Banda Aceh, setelah polisi dan TNI bersenjata lengkap berbaris mengamankan massa agar tak bisa merangsek ke depan pendapa. Massa ini mendukung bendera Bintang Bulan sebagai identitas Aceh dalam NKRI.
“Kami juga sangat mencintai Merah Putih,” teriak seorang orator. Massa di Simpang Kodim baru bubar sekitar pukul 18.00 WIB setelah mendengar hasil pertemuan Pemerintah Aceh dengan Mendagri yang disampaikan Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud, Gubernur Zaini Abdullah, dan Wagub Muzakir Manaf.