Distribusi Naskah Soal UN di 11 Provinsi Seperti Mau Perang
Keterlambatan pengepakan yang dilakukan PT Ghalia Indonesia Printing mengakibatkan kepolisian dan TNI harus bergerak
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keterlambatan pengepakan yang dilakukan PT Ghalia Indonesia Printing mengakibatkan kepolisian dan TNI harus bergerak cepat mendistribusikan naskah Ujian Nasional (UN) ke 11 provinsi yang terpaksa diundur pelaksanaannya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengungkapkan bahwa seharusnya yang paling bertanggungjawab atas diundurnya UN di 11 provinsi adalah PT Ghalia selaku percetakan yang telah melakukan wanprestasi atas pengerjaan naskah UN sehingga terlambat didistribusikan.
"Akar persoalannya dipercetakan yang wanprestasi, wanprestasi pengerjaan seperti ini tidak sama dengan wanprestasi membangun gedung, kalau gedung bila terlambat pengerjaannya maka kerugian akan dihitung per mill. Tetapi kalau keterlambatan dalam percetakan mana dampak materialnya lebih besar, apalgi dokumen UN yang juga merupakan dokumen rahasia negara. Mestinya yang ramai digempur ya percetakannya," ungkap M Nuh saat berbincang dengan wartawan di Gedung A Kemendikbus, Jakarta Pusat, Rabu (17/4/2013).
Sebetulnya yang terlambat di Ghalia adalah pengepakan soal, sehingga M Nuh langsung menginterpensi manajemen PT Ghalia dalam pengepakan dan mendatangan 400 orang dari Institut Pertanian Bogor (IPB) membantu pengepakan naskah UN sehingga bisa selesai Selasa (16/4/2013).
Kemudian permasalahan selanjutnya adalah distribusi naskah UN. Sampai akhirnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanggil Panglima TNI dan Kapolri untuk membantu penyaluran naskah UN tersebut masuk ke 11 provinsi sehiga peserta UN bisa melaksanakan ujian, Kamis (18/4/2013).
"Saya sangat berbahagia disela-sela kesedihan, sy dipanggil presiden bersama Panglima TNI dan Kapolri, beliau (presiden) memberikan arahan yang jelas kepada Panglima bahwa ini tugas negara sehingga harus membantu secara all out, Kapolri juga demikian membantu mobilisasi soal itu," ungkapnya.
Bagian tersulit memang mobilisasi naskah UN, kemudian M Nuh pun berkomunikasi dengan KSAU dan KSAL. Setelah itu malam harinya Selasa (16/7/2013) malam di Mabes Polri, Kapolri langsung memimpin video conference dengan 11 Kapolda, pangdam, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengumpulkan berbagai kendala yang dihadapi di daerah dalam distribusi soal.
"Permasalahannya semua hampir sama yaitu mobilisasi logistik. Kemudian Panglima TNI menyiapkan berapa pun pesawat yang dibutuhkan untuk mobilisasi soal itu akan disiapkan, persis seperti perang," ujarnya.
Bahkan M Nuh pun sempat mendapatkan gurauan Panglima TNI kepadanya ditengah kesibukan dirinya mempersiapkan distribusi soal UN. "Pak Mentri kalau perlu saya masukan anggota TNI dalam amplop lalu saya kirim," ucap M Nuh menirukan kata-kata Panglima TNI pada saat itu.
Dengan bantuan TNI-Polri yang seutuhnya akhirnya M Nuh pun baru bisa optimis kalau pelaksanaan UN bisa dilaksanakan Kamis (17/4/2013). Saat ini logistik naskah UN terus bergerak dari kota-kota provinsi ke kabupaten-kota.
"Begitu all out, sehingga saya berterima karena yang diberikan solusi. Disitu kami optimis, dari kemarin logistik terus bergerak ke berbagai daerah dari bandara utama ke kabupaten dengan menggunakan truk, kapal cepat kalau perlu, helly, dan pesawat kecil, Kapolda dan Pangdam siap berikan dukung," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.