Pengadu Malu-malu Sebut Pembocor Data KPU
Kuasa hukum Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Bahtiar HM malu-malu ketika ditanya Ketua majelis pemeriksa DKPP
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuasa hukum Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Bahtiar HM malu-malu ketika ditanya Ketua majelis pemeriksa DKPP Jimly Asshiddiqie menanyakan dari mana bocoran data parpol tak lolos verifikasi administrasi KPU.
"Kami dapatkan dari sumber yang tidak bisa kami sebutkan," ujar Bahtiar menjawab pertanyaan Jimly dalam sidang lanjutan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan KPU di Lantai 5 Gedung DKPP, Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Mendengar pengadu mengatakan data bocoran parpol tak lolos verifikasi administrasi seperti PKS, PPP, Hanura dan Golkar, membuat komisioner KPU Ida Budhiati selaku teradu, menanyakan hal serupa. Namun lagi-lagi Bahtiar diam dan meneruskan menunjukkan data.
Dalam persidangan, Ida mengaku berasa berkepentingan mengetahui siapa sebenarnya internal KPU yang membocorkan data parpol hasil verifikasi administrasi. Karena sejauh ini tak ada satupun parpol yang menghadap dan meminta data.
"Berkaitan dengan akses dan data informasi, kami berharap pengadu menerangkan sumbernya dari mana? Kita akan lakukan pembenahan internal," tukas Ida yang mewakili KPU seorang diri tanpa didampingi komisioner lainnya.
Sebelumnya, Bahtiar sempat menanyakan bekas Wakabiro Hukum KPU Nanik Suwarto apa tahu soal data ini. Namun Nanik membenarkan sejumlah partai yang disebut Bahtiar tidak lolos verifikasi administrasi karena di beberapa kabupaten tak memenuhi syarat minimal 75 persen kepengurusan.
"Bukan cuma empat sebetulnya. Kalau mau jujur lebih dari itu. Saya enggak pernah menyebutkan Golkar, PKS, Hanura dan PPP. Yang sebut itu para pengadu dan pelapopr. Saya hanya jelaskan waktu verifikasi tanggal 23 Oktober 2012," ujar Nanik.
Menurutnya, pada 23 Oktober, semua data yang ada di 50 komputer untuk verifikasi yang berlangsung di Borobudur diboyong semuanya ke KPU. Ketika masuk ruangan, verifikator tak boleh bawa laptop, harus melepas jaket dan sepatu.
Belakangan, dari barisan tempat duduk, Ketua Umum PPPI Daniel Hutape mengatakan data yang ditunjukkan lewat proyektor didapat dari KPU dan Nanik orangnya. Terang saja Nanik membantah data itu darinya karena sejak 23 sudah dipecat.