Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Bentrok Berdarah Musi Rawas Utara

Permohonan pemekaran wilayah Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan menyebabkan empat warga meninggal dunia.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Ade Mayasanto
zoom-in Kronologi Bentrok Berdarah Musi Rawas Utara
Tribun Sumsel/Yohanes Tri Nugroho
Warga Kecamatan Muara Rupit melakukan aksi pemblokiran Jalan di Km 72, Selasa (30/4/2013). Ini merupakan buntut dari peristiwa penembakan warga yang menewaskan 4 orang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permohonan pemekaran wilayah Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan menyebabkan empat warga meninggal dunia. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Suhardi Alius menjelaskan unjuk rasa dimulai Senin (29/4/2013) sekitar pukul 10.00 WIB.

"Kemarin sekitar pukul 10.00 WIB pagi di sekitar Musi Rawas terjadi unjuk rasa kurang lebih 500 orang menuntut masalah pemekaran Musi Rawas Utara dengan membakar ban," kata Suhardi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2013).

Pada pukul 11.00 WIB, pengunjuk rasa menutup total jalan Lintas Sumatera di Musi Rawas. Kapolres pun mengimbau pengunjuk rasa agar tidak menutup jalan, tetapi imbauan tersebut tidak diindahkan dan massa tetap menutup jalan.

Setelah itu, pukul 16.00 WIB, Kapolres dengan Sarkowi selaku ketua presidium pemekaran kabupaten Musi Rawas Utara mendatangi pengunjuk rasa untuk meminta agar mengakhiri aksi menutup jalan Lintas Sumatera.

"Tapi tidak ada respon yang baik, mereka tetap tidak mau, meminta bertemu gubernur dan Mendagri bisa datang ke sana," ujarnya.

Setelah itu, sekitar pukul 16.10 WIB ada perintah dari R, Korlap aksi. Ia meminta pengunjuk rasa menyiapkan diri dengan senjata api jenis kecepek dan golok untuk mengatasi adanya pembubaran paksa oleh petugas kepolisian.

BERITA REKOMENDASI

Pukul 20.00 WIB perwakilan Pemkab Musi Rawas menemui pengunjuk rasa dalam rangka bernegosiasi. Tapi hal tersebut pun diacuhkan pengunjuk rasa. Lalu pukul 21.00 WIB Kapolres dan Sarkowi mendatangi pengunjuk rasa agar membubarkan diri karena sudah malam. "Permintaan tersebut ditolak bahkan Sarkowi dianggap berkhinat oleh kelompok tersebut," ujarnya.

Pukul 21.30 WIB Kapolres berusaha menenangkan massa supaya tidak anarkis. Tapi massa malah melakukan pelemparan pada petugas sehingga terjadi benturan antara pengunjuk rasa dan kepolisian.

"Terdengar beberapa letusan yang diduga berasal dari senjata api rakitan kecepek dan lain-lainnya," ujarnya.

Pada pukul 22.00 WIB, massa makin beringas. Mereka melakukan pembakaran fasilitas Mapolsek Muara Supit serta pintu rumah asrama.

Pukul 01.30 WIB, Selasa (30/4/2013) warga masih berkonsentrasi di Muara Supit dan masih memblokir jalan. "Di Muara Supit masih ada 100 orang yang melakukan penutupan dan pemblokiran, diperkirakan pengunjuk rasa makin bertambah karena panggilan yang lain," ujarnya.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas