Ketika Guru Mengkritik Kondisi Bangsa Lewat Syair Lagu
Salah satunya yang dilakukan D'Guru, sebuah grup band musik asal Jakarta
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melakukan kritik terhadap sebuah permasalahan bangsa memang bisa dilakukan melalui banyak cara. Bisa lewat seni, olahraga dan lain sebagainya.
Salah satunya yang dilakukan D'Guru, sebuah grup band musik asal Jakarta.
Berangkat dari kegelisahan terhadap kondisi bangsa yang terus menerus mengkhawatirkan band yang anggotanya mayoritas sekelompok guru lulusan IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini terus menyuarakan berbagai persoalan baik di bidang pendidikan, politik maupun korupsi, mereka beraksi lewat musik.
Grup band yang didirikan pada tahun 2008 ini memang unik. Sebagian dari mereka masih mengajar di sekolah-sekolah.
Disela-sela kesibukannya mengajar, mereka juga sering pentas di berbagai acara.
Lagu-lagu yang dibawakan sarat dengan kritik sosial. Grup yang terdiri dari
Paguru (vokal), Fry (gitar), Umar(bas), Joko(add. keyboard), Ulfie(add. Drum) tidak pernah lelah menyuarakan kritik-kritik lewat alunan musik.
“Lahirnya Grup Band D'Guru didasari oleh kegelisahan kami melihat berbagai kondisi bangsa. Melalui D'Guru kami ingin menyuarakan persoalan-persoalan yang kita hadapi, dari mulai pendidikan, korupsi, politik dan sebagainya,” kata Paguru, Vokalis Band D'Guru, Rabu(8/5/2013).
Sebagai pendidik, para anggota Band D'Guru sangat memahami kondisi pendidikan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Terutama pada tataran hasil yang dicapai terhadap anak-anak pasca lulus sekolah.
Maka kegelisahan itu muncul pada diri mereka yang akhirnya sepakat mendirikan wahana perjuangan lewat syair. Lagu pertama yang dipopulerkan oleh D'Guru berjudul "GURU HARUS JUJUR".
Lagu tersebut ternyata sempat membuat merah muka para pengurus PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Lagu yang ditujukan untuk mengkritik peran guru, dianggap melecehkan wibawa guru.
Lantaran adanya lirik pedas yang ada di dalam lagu tersebut. Namun Band D”Guru terus mempopulerkan lagu tersebut dari sekolah ke sekolah. Sehingga band D'Guru berkibar di kalangan pendidik terutama siswa di Jakarta sebagai home base band D'Guru.
Setelah eksis, di kalangan pendidik. D'Guru mulai melebarkan sayapnya. Mereka tak lagi berbicara soal pendidikan saja.
Namun juga terpanggil untuk mengkritisi kondisi sosial politik. Proses demokratisasi yang berjalan di era reformasi ternyata cenderung kebablasan.
”Kami melihat para politisi yang memperebutkan kue kekuasaan, baik di legislatif maupun eksekutif. Membuat program kampanye untuk merebut simpati rakyat. Namun ketika terpilih, ternyata mereka mengkhianati rakyat,” jelas Paguru.