Zulkarnaen Djabar Selalu Sedih saat Mengingat Cucu
Terdakwa dugaan korupsi pengurusan anggaran proyek Alquran dan IT Lab Mts di Kementerian Agama, Zulkarnaen Djabar
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa dugaan korupsi pengurusan anggaran proyek Alquran dan IT Lab Mts di Kementerian Agama, Zulkarnaen Djabar merasa terpukul kala mengingat keluarganya dari balik jeruji besi.
Terlebih, saat mengingat cucunya yang biasa datang menjenguk ke Rutan KPK. Dia bahkan terpaksa berkali-kali berbohong kepada sang cucu.
Dirinya merasa sedih diperlakukan tidak adil oleh KPK. Zulkarnaen merasa malu dan tak pernah membayangkan harus hidup di dalam bui.
"Kehidupan di dalam tahanan, tidak pernah terbersit setitik pun di mata dan kepala saya. Dan saat menghadapi kenyataan itu, pikiran saya langsung tertuju pada keluarga saya, istri saya, anak saya, dan juga cucu saya, yang sangat saya sayangi. Mereka semua, khususnya cucu saya, tidak bisa lagi bersama dengan saya sebagai datuknya (kakeknya), karena kini saya sudah ditahan," kata Zulkarnaen saat membacakan pledoi atau nota Pembelaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (16/5/2013).
Sesekali terisak menahan air mata, kader Partai Golkar itu melanjutkan curhatannya selama delapan bulan terakhir ini. Dirinya selalu merasa terenyuh saat sang cucu mengajaknya bermain ketika menjenguk di Rutan Guntur KPK.
"Cucu saya yang masih sangat kecil dan polos itu, tentu belum mengerti apa yang sedang terjadi dan dialami oleh datuknya ini. Cucu saya seringkali berkata kepada saya sewaktu mereka datang membesuk saya di dalam tahanan, yang membuat hati saya terharu, terenyuh, sedih dan menangis, ketika sambil menarik tangan saya, cucu saya berkata, 'Ayo datuk, ayo kita main ke Time Zone, datuk jangan di kantor terus. Kapan datuk pulang, kapan kita main ke Time Zone lagi, datuk tidurnya jangan di kantor terus. Ayo pulang ke rumah sama Dhiko'," ujarnya.
Zulkarnaen tidak bisa memberikan kejujuran apa yang sedang dialaminya. Dia hanya bisa tersenyum dan terpaksa berbohong bahwa dirinya saat ini sedang bekerja di kantor Rutan Guntur.
“Saya mencoba tetap tersenyum dan menghibur cucu saya seraya berkata, saat ini datuk masih kerja dan harus tetap berada di kantor. Nanti kalau datuk sudah selesai kerja, datuk akan segera pulang dan kita bisa main ke Time Zone lagi. Saya mengatakan kepada cucu saya, bahwa tempat tahanan saya saat ini adalah kantor saya, agar cucu saya tidak ikut terbeban secara psikologis," imbuhnya.
Hanya itu yang bisa ia katakan. Zulkarnaen tak dapat membayangkan saat cucunya beranjak besar dan mulai mengerti berpikir, serta sadar bahwa sebenarnya saat itu datuknya sedang ditahan.
"Pasti sangat sedih perasaan cucu saya. Hancur hati saya membayangkannya," ujarnya.