Skandal Politik Diperkirakan Tambah Ramai Jelang Pemilu
Skandal politik dalam beberapa pekan terakhir ini banyak mencuat ke publik. Selain soal korupsi yang melibatkan
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Skandal politik dalam beberapa pekan terakhir ini banyak mencuat ke publik. Selain soal korupsi yang melibatkan kader partai politik, juga mencuat soal isu perselingkuhan politisi, dan kedekatan wanita-wanita cantik dengan para politisi.
Kasus suap impor daging sapi misalnya. Kasus yang disebut melibatkan eks Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaaq dengan makelar proyek Ahmad Fathanah ini juga menyeret sejumlah perempuan-perempuan cantik yang diduga menerima sejumlah aliran dana.
Beberapa hari lalu, mencuat pula gosip Anggota DPR Inggrid Kansil selingkuh dengan anak tirinya dan telah dibantah oleh suaminya Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan dan melaporkan ke polisi pemilik akun twtter TrioMacan2000 yang telah memfitnahnya.
Skandal politik ini muncul setahun menjelang Pemilu 2014 nanti. Pengamat Politik UI Iberamsjah memperkirakan skandal politik semacam ini tentu akan semakin ramai menjelang Pemilu 2014 nanti.
"Inilah gejala politik yang saya katakan politik asal jadi. Politik yang menghindarkan tata etika, tidak bagus, dan tidak sehat," kata Iberamsjah ketika dikonfirmasi, Sabtu (18/5/2013).
Menurut dia, mau tidak mau cara seperti ini dengan membuat skandal politik adalah cara cepat untuk memenangkan Pemilu.
"Menghalalkan segala cara untuk menang. Harusnya politik itu yang santun, menghargai dan menjaga etika. Kalau yang terjadi sekarang itu kan politik sapu bersih, itu tidak baik," kata Iberamsjah.
Dia juga mencontohkan bagaimana bekas narapida dijadikan Caleg DPR.
"Itu kan jalan pintas semua. Maka itu harus ada gerakan kesadaran moral yang santun dan etika di politik," kata dia.