Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Luthfi Hasan Ishaaq Beli 5 Rumah Mewah dalam 3 Tahun

Ahmad Zaky bukan sebatas sopir buat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Luthfi Hasan Ishaaq Beli 5 Rumah Mewah dalam 3 Tahun
WARTA KOTA/Henry Lopulalan
Ilustrasi rumah mewah yang diduga milik mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak (LHI) di Jalan H. Samali Nomer 27, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Komisi Pemberantasan Korupsi telah melakukan penyitaan empat rumah yang diduga terkait Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Ahmad Zaky bukan sebatas sopir buat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq. Dia betul-betul menjadi orang kepercayaan yang mempunyai peran ganda. Banyak harta kekayaan Luthfi seperti rumah dan mobil dicatatkan atas nama orang itu.

Bahkan namanya direferensikan untuk urusan bisnis ke bank, termasuk mengendalikan koperasi. Nama Zaky telah dibeberkan KPK atas kepemilikan mobil-mobil dan rumah Luhtfi. Dalam kurun waktu tiga tahun, 2009-2012, sejak memimpin PKS, Luthfi berhasil membeli lima rumah mewah.

Keterangan itu diperkuat Ketua RT 09 RW 03 Kelurahan Batu Ampar, Kramatjati, Jakarta Timur, Sarmadi (63). Sarmadi menuturkan, satu waktu, sebelum kasus dugaan suap dan pencucian uang dalam proyek kuota impor daging sapi terkuak 31 Januari silam, seorang petugas kredit atau leasing salah satu Bank Nasional pernah menyambanginya. Sang petugas meminta kejelasan domisili Ahmad Zaky, yang berdomisili di kediaman Luthfi, di lingkungan pengawasan Sarmadi.

Sarmadi mengetahui Ahmad Zaky tinggal di salah satu rumah di kompleks perumahan mewah yang terletak di seberang kediamannya. Namun Zaky tidak pernah melaporkan diri kepada ketua RT setempat sebagai pemerintah tataran terdekat dan berhubungan langsung dengan pemukim. Tindakan itu membuat Sarmidi merasa tidak dihargai. "Kata orang bank itu, si Ahmad Zaky mau kredit mobil, terus minta bantuan Bank," kata dia.

Rumah Luthfi yang ditempati Zaky terletak di sebuah cluster perumahan sistem satu pintu. Terdapat hanya sedikit rumah di dalam, dan semuanya berlantai dua. Cluster seluas kurang lebih 4.000 meter persegi. Terdapat enam rumah luas masing-masing kurang-lebih 400 meter persegi. Warga setempat mengenal perumahan tersebut sebagai cluster para petinggi PKS. Rumah mantan Presiden PKS Pak Luthfi berada di ujung.

Belakangan, Sarmadi mengetahui Ahmad Zaky memimpin koperasi syariah di rumah mewah itu. Itu pun secara tidak sengaja, ketika saat salah seorang karyawan koperasi itu mendatangi Sarmadi untuk mengurus izin domisili koperasi. Karena merasa tidak dihargai sebagai aparat RT, Sarmadi mengusir sang karyawan dan menolak permohonan domisili.

"Mereka tinggal di sini, tapi tidak pernah silaturahmi ke saya, tidak pernah lapor. Tahu-tahu mau urus domisili, ya saya tolak, kenal saja tidak," jelas Sarmadi.

Berita Rekomendasi

Akhirnya Sarmidi berinisiatif mendatangi koperasi tersebut pekan lalu. Saat itu, sejumlah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) datang ke kediamannya, meminta diantarkan untuk menggeledah di kompleks rumah mewah milik mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfhi Hasan Ishaaq. Di kompleks ini, KPK menyebut, Luthfi memiliki tiga rumah.

Sarmidi mengaku ikut petugas KPK ke kantor koperasi tersebut. Menurutnya saat ia datang di kantor itu cuma ada perempuan yang mengaku sebagai istri Ahmad Zaky, dan anak laki-laki berumur sekitar 8 tahun yang diketahui sebagai anak Ahmad Zaky. Dari penggeledahan itu ia baru mengetahui, ternyata Ahmad Zaky juga tinggal di rumah tersebut.

Menurutnya selama penggeledahan para penghuni rumah bersifat kooperatif. KPK kata dia sempat menyita sebuah buku tabungan dan kwitansi bermatrai untuk transaksi Rp 100 juta.

Rumah yang dijadikan kantor koperasi dan kediaman Ahmad Zaky itu baru dihuni sekitar awal Februari 2013, setelah Luthfi ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap kuota impor daging, 31 Januari 2013. Belakangan dari media Sarmadi juga mengetahui Zaky orang kepercayaan Luthfi.

Selain di Batu Ampar, Luthfi juga membeli rumah mewah di Jalan H Samali Nomor 27, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Rumah itu ditempati sejak tahun 2012 lalu. Walau sudah lebih setahun, Luthfi sama sekali tidak terdaftar sebagai penduduk di wilayah tersebut.

Ketua RT 10 RW 01 Mamat (74), mengingat rumah yang kini disita KPK itu dulunya ditinggali keluarga pejabat pada Ditjen Pajak. Ramadhan 2012, saat ia menyambangi rumah itu, ternyata ia dapati Luthfi yang mengaku sebagai pemilik rumah yang baru.
"Waktu itu saya datang mau minta sumbangan, lalu ketemu dia (Lutfi). Dia tidak menyebut nama, saya juga tidak bertanya pekerjaan dan keluarganya di mana," katanya.

Belakangan saat Lutfhi marak muncul di berbagai media karena terlibat kasus dugaan suap impor daging, Mamat pun baru sadar warga yang tinggal di wilayahnya itu adalah pejabat tinggi partai. Namun Luthfi sama sekali tidak pernah mendaftarkan diri ke ketua RT. "Di sini rumah-rumah gedong (besar) memang jarang ada yang melapor, mereka juga belum tentu kenal dengan tetangga," tambahnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas