Tanpa Ketua Umum, Program Rumah Murah Apersi Tetap Jalan
Banyaknya aspirasi dan hujan interupsi dari sejumlah anggota Apersi dari 26 perwakilan daerah(Dewan Perwakilan Daerah) mewarnai jalannya munas
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musyawarah Nasional (Munas) IV Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) untuk memilih Ketua Umum baru masa jabatan 2013-2016, yang berlangsung mulai Rabu (12/6/2013) sampai Jumat (14/6/2013) dinihari, akhirnya menemui kebuntuan.
Munas diskorsing sampai waktu yang tidak ditentukan. Banyaknya aspirasi dan hujan interupsi dari sejumlah anggota Apersi dari 26 perwakilan daerah (Dewan Perwakilan Daerah) mewarnai jalannya munas yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat.
Ketua Penyelenggara Munas IV Apersi, Anton R Santoso walau gagal memilih ketua umum baru, dirinya mengaku tetap optimis dapat menyelenggarakan Munas berikutnya dan memilih ketua umum baru paling cepat setelah hari raya Idul Fitri, yakni sekitar Oktober-September 2013 mendatang.
Menurut Anton, dengan diskorsingnya munas maka jabatan ketua umum beserta jajaran kepengurusan sebelumnya dinyatakan demisioner karena masa kerja jabatan sudah habis.
Dengan begitu, kata Anton, ketua penyelenggara dan jajaran panitia pelaksana mengambil alih kepengurusan ketua umum saat ini secara sementara.
"Sampai lanjutan Munas IV ini digelar kembali," kata Anton dalam jumpa pers di Grand Sahid Hotel, Jumat (14/6/2013) sore.
Sebagai Ketua Penyelenggara, Anton mengaku akan bertanggung jawab penuh mengurus Munas selanjutnya dan mengisi kekosongan kepemimpinan yang ada.
"Karena kekosongan pemimpin atau ketua umum, maka ketua penyelenggara mengambil kekosongan ini bersama-sama pimpinan sidang. Dan kita akan melaksanakan munas IV yang akan datang," papar Anton.
Karenanya, kata Anton, walau dengan kepemimpinan sementara Apersi akan tetap menjalankan program-programnya dengan sebagaimana mestinya.
"Ini untuk membantah berita-berita miring yang mungkin nantinya muncul. Kemarin munas sangat dinamis, dan banyak sekali interupsi, wacana-wacana dan hal-hal yang belum bisa diselaraskan termasuk perbedaan pengertian AD-ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)," kata Anton.
Anton menjelaskan bentuk ideal Apersi kedepannya, adalah fungsi Apersi untuk tetap mengadakan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat kelas rendah akan dipertahankan.
Namun dalam segi ini, sebelumnya banyak pengusaha properti yang tergabung dalam asosiasi mengalami kesulitan baik dalam bentuk modal maupun perizinan.
"Anggota Apersi rata-rata perusahan yang modalnya tidak besar. Jadi sulit sekali melakukan pembayaran ke bank karena mereka rata-rata mengambil kredit konstrukis. Kita akan mencari terobosan bagi permodalan anggota," kata Anton.
Selain itu, katanya, program 1000 rumah gratis yang direncanakan bagi masyarakat berpenghasilan rendah akan tetap berjalan.
"Program 1000 rumah gratis adalah program tahun lalu. Siapapun yang menjadi ketum Apersi baik sementara atau tidak, akan tetap berjalan, karena program ini rutin," tambah Anton.
Senada dengan Anton, Sekretaris DPD Apersi Sulawesi Selatan, Irwan Ince, menambahkan bahwa skorsing munas kali ini hanya penundaan sementara dan itu jelas tidak mempengaruhi kinerja Apersi baik yang ada di pusat maupun di daerah.
Semua kekurangan yang muncul dalam munas tersebut akan diperbaiki dalam munas selanjutnya.
"Panitia akan bertanggungjawab, dan kami percaya. Anton, yang dipercaya sebagai ketua penyelenggara pasti akan melakukan pembenahan apa yang menjadi kekurangan. Disinilah perlunya aspirasi kami diakomodir, kalau tidak akan berlarut-larut," kata Irwan.