PKS dan SBY Sama-sama Bersandiwara
Masa depan Partai Keadilan Sejahtera dalam Setgab Koalisi masih sumir. Apakah akan didepak dari koalisi setelah menolak
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa depan Partai Keadilan Sejahtera dalam Setgab Koalisi masih sumir. Apakah akan didepak dari koalisi setelah menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, berikut tiga kadernya duduk di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, atau dipertahankan.
Sementara SBY menggantung, menyikapi Fraksi PKS di DPR, bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Hanura yang menolak APBN-Perubahan 2013, apakah mempertahankan dalam koalisi, sekaligus mencopot atau mengurangi jatah tiga menterinya yang diduduki kader PKS.
Pengamat Soegeng Sarjadi Syndicate, Toto Sugiarto menilai, sikap wait and see PKS dan SBY mempertontonkan dagelan politik kepada publik. Keduanya tidak mengambil sikap revolusioner. PKS sungkan keluar dari Setgab dan minta kadernya mundur dari menteri, sedang SBY hanya diam.
"Keduanya takut mengambil langkah revolusioner. Mereka sama-sama mengambil jalan aman. Kalau terus begini, tak akan ada perubahan. Mereka hanya pura-pura bersandiwara," ujar Toto kepada wartawan di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2013).
Menurut Toto, sudah seharusnya PKS yang menolak kebijakan pemerintah, apalagi sebagai partai koalisi, keluar dengan sendirinya. Tapi anehnya, tiga menteri dari kader PKS tetap berada dalam kabinet, apalagi terang-terangan mendukung langkah Pemerintahan SBY menaikkan harga BBM.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.