Menteri Agama: Relokasi Pengungsi Sampang ke Sidoajo Hanya Sementara
Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali menegaskan pemerintah merelokasi sementara pengungsi Syiah Sampang
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali menegaskan pemerintah merelokasi sementara pengungsi Syiah Sampang, Madura ke rumah susun Sidoarjo, Jawa Timur.
Langkah ini diambil pemerintah tak lain untuk menjaga keselamatan para pengusing yang selama 10 bulan lalu mengungsi di GOR Sampang.
Sebagaimana diketahui, awalnya terjadi konflik Sunni-Syiah di Sampang Madura. Sebanyak 50 lebih rumah warga Syiah di Sampang itu dibakar oleh massa. Akibanya Sekitar 200 pengungsi Syiah harus mendiami GOR.
Setelah 10 bulan mengungsi, terjadi pengusiran dari ribuan orang menghadiri istighosah di Lapangan Wijaya Kusuma yang letaknya berseberangan dengan lokasi pengungsian penganut Syiah.
"Dalam rangka menjaga keselamatan para pengungsi, kemudian dipindahkan ke Sidoajo. Jadi relokasi ini sifatnya sementara. Sekali lagi sementara. Jadi relokasi itu bukan penyelesaian akhir. Itu hanya penyelesaian antara saja," tegas Menag usai berbuka puasa di kediaman Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Marzuki Alie, Senin (15/7/2013).
Selain itu, menurutnya, lokasi baru bagi pengungsi Sampang di Sidoajo
Jauh lebih manusiawi. Pasalnya para pengungsi akan ditempatkan di rumah susun sewa di Sidoarjo, sehingga setiap keluarga dapat bertempat tinggal secara lebih layak.
"Ke Sidoarjo lebih memanusiawikan mereka dibandingkan harus tinggal di GOR, itu kan bangsal saja, karena itu lapangan indoor gitu. Jadi bisa kita bayangkan misalnya hubungan suami istri, ataupun ke kamar kecil, kan di GOR sulit, jadi kurang memanusiawikan mereka," katanya.
"Nah, apakah persoalannya selesai disitu?"
Dia tegaskan belum selesai disitu, pada penyelesaian antara dengan merelokasi para pengungsi.
Menurutnya, pemerintah masih terus berupaya keras membangun rekonsiliasi diantara mereka yang berkonflik. "Mudah-mudahan, kita semua berharap di bulan Ramadan penuh berkah ini bisa diselesaikan. Jadi dalam waktu dekat ini akan ada upaya-upaya instensif lagi dalam rangka membangun rekonsiliasi antara dua pihak yang bertikai," harapnya.