Salah Tangkap, Bukti Koordinasi Densus 88 dengan BNPT Lemah
Anggota Komisi III DPR Taslim Chaniago menyesalkan terjadinya aksi salah yang dilakukan Densus 88.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
![Salah Tangkap, Bukti Koordinasi Densus 88 dengan BNPT Lemah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20130511_densus-88at-berburu-teroris_1331.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Taslim Chaniago menyesalkan terjadinya aksi salah yang dilakukan Densus 88. Mereka menangkap dua warga Tulungagung, Jatim, yakni Sapari (49) dan Mugi Hartanto (38) yang diduga terkait teroris.
"Berarti data intelijennya tidak akurat sehingga seperti itu," kata Taslim, Rabu (31/7/2013).
Menurut Taslim, yang terpenting dalam pencegahan teroris data intelijennya harus benar-benar akurat sehingga pada penindakannya tidak terjadi kesalahan.
"Sebab kalau sudah penindakan itu sudah menyangkut nyawa orang dan masa depan mereka saat dituduh teroris," ujarnya.
Ia mengatakan, penanganan teroris tidak hanya Densus 88 tetapi BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris). "Maka seharusnya salah tangkap tidak ada lagi terjadi karena semuanya masalah teroris sudah terkoordinasi dengan baik seharusnya, melalui BNPT," ujarnya.
Taslim juga mengungkapkan adanya aksi salah tangkap menunjukkan koordinasi Densus dengan BNPT lemah. "Semestinya Densus secara jantan minta maaf kepada korban dan keluarga korban. Dan ini adalah pelajaran bagi Densus," kata Taslim.
Sebelumnya diberitakan, Mugi dan Sapari sempat ditahan selama sepekan sejak penembakan mati terhadap dua terduga teroris, Rizal yang ternyata Eko Suryanto asal Klaten dan Dayah yang ternyata Muhammad Hidayah asal Medan tetapi sudah menikah dengan perempuan Paciran, Lamongan.