Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pilgub Jatim Perpanjangan Kepentingan Politik Nasional

Politik kartel jadi ancaman serius dan nyata bagi keberlangsungan demokrasi di Indonesia.

Penulis: Eri Komar Sinaga
zoom-in Pilgub Jatim Perpanjangan Kepentingan Politik Nasional
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Khofifah Indar Parawansa dan Irjen Pol (Pur) Herman S Sumawireja. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Boni Hargens, pengamat politik dari Universitas Indonesia mengatakan, politik kartel jadi ancaman serius dan nyata bagi keberlangsungan demokrasi di Indonesia.

Kartel politik tersebut bahkan sudah terjadi di daerah. Itu bisa dilihat dari tahapan Pemilukada Jawa Timur, yang sempat menggugurkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja.

"Khofifah dizalimi dengan tidak diloloskan. Proses Pemilukada di Jawa Timur dikuasai kartel yang membatasi monopoli pasar," kata Boni di Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Boni menilai, apa yang terjadi di Jawa Timur merupakan perpanjangan kepentingan politik nasional. Sehingga, jika dibiarkan akan merusak dan meluas ke seluruh Indonesia.

"Kalau dibiarkan dapat merusak politik di Indonesia. Jawa Timur wilayah terbesar dalam pemilihan politik di Indonesia. Rebutan Jawa Timur adalah rebutan nasional sebenarnya. Khofifah dan Karwo sebenarnya hanya pion dari tokoh-tokoh politik nasional," tutur Boni.

Sementara, La Ode Ahmadi, Direktur Sosial Politik The Jakarta Institute menuturkan, ada beberapa poin yang menjadi poin penting tahapan Pemilukada di Jawa Timur.

Pertama, terjadi keberpihakan KPU Jawa Timur dalam penyelenggaraan Pilgub 2013. Padahal, netralitas penyelenggara pemilukada (KPUD) menjadi syarat mutlak dalam menjaga kualitas pemilukada.

Berita Rekomendasi

Kedua, adanya dugaan kebohongan menyebabkan persepsi publik akan bias, atau dugaan adanya intervensi akan berdampak langsung, tak hanya pada kredibilitas lembaga yang berwenang, tapi juga pada keseluruhan proses pemilukada.

"KPU daerah tidak boleh menjadi alat yang dikendalikan seseorang, penguasa, atau partai politik tertentu," ucapnya. (*)

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas