Jadi Korban Bus Maut Puncak, Herman Patah Kaki dan Leher
Benar saja, bus menghajar mobil pikap hingga jatuh ke kali Ciliwung
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dua kaki dan leher Herman (28), warga Kampung Maduhur (bukan Madukur seperti ditulis sebelumnya) RT3-RW2 Cibereum, Cisarua Bogor, Jawa Barat/Japatah. Sampai saat ini, dia dirawat di Intensive Care Unit RS Sentra Medika, di Jalan Mayor Oking Jaya Atmaja nomor 9, Cibinong, Bogor, Jabar. Korban belum sadar.
"Dua kakinya patah. Kaki kiri lebih parah kondisinya. Patah dua di pergelangan kaki dan di bawah pinggul. Lehernya tampaknya juga patah karena dibebat gipsum. Kepalanya dibebat perban tebal. Tangannya diinfus," ujar kakak ipar korban, Mulyana (19), Rabu (21/8/2013).
Menurut Diah (30), ibu mertua korban, menjelang kejadian, Herman sedang menurunkan tabung-tabung gas berkapasitas 3 kilogram dari mobil pikap.
Tiba-tiba sopir melihat dari arah atas, bus meluncur tak terkendali. Sopir bus PO Giri Indah melompat sambil berteriak mengingatkan Herman agar menjauh.
Benar saja, bus menghajar mobil pikap hingga jatuh ke kali Ciliwung. Sopir selamat, tetapi Herman celaka.
Kata Diah, peristiwa terjadi jam 09.00 WIB. Herman, lanjutnya, sehari-hari bekerja menurun-naikkan tabung-tabung gas.
Tabung-tabung gas yang diturunkan, selanjutnya didistribusikan ke warung-warung.
Dari warung-warung Herman membawa tabung-tabung gas yang sudah kosong. Tabung-tabung gas kosong tersebut lalu dinaikkan ke mobil bak dan dibawa kembali ke agen gas.
Herman, lanjut Diah, adalah anak kedua dari delapan bersaudara. "Anak perempuan saya menikah dengan dia," ujar Diah.