Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keperawanan Urusan Pribadi, Negara Tak Perlu Ikut Campur

Febri Hendri menyatakan bahwa keperawanan seseorang merupakan hak pribadi sehingga negara tidak perlu ikut campur

zoom-in Keperawanan Urusan Pribadi, Negara Tak Perlu Ikut Campur
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesian Corruption Watch (ICW), Febri Hendri Diansyah (kiri), aktivis perempuan, Tunggal Pawestri, dan Peneliti ICW, Siti Juliantar (kiri-kanan) menggelar konferensi pers penolakan terhadap tes keperawanan bagi siswi SMA, di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2013). ICW menganggap bahwa penerapan kebijakan tes keperawanan tersebut hanya akal-akalan dinas terkait untuk menghabiskan anggaran 20% anggaran pendidikan. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM – Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW, Febri Hendri menyatakan bahwa keperawanan seseorang merupakan hak pribadi sehingga negara tidak perlu ikut campur ke dalam wilayah privasi seseorang.

Menurutnya, pejabat negara seharusnya lebih memprioritaskan moral pejabat yang melakukan korupsi ketimbang mengurusi moral para siswi dengan melakukan tes keperawanan.

"(Masalah keperawanan) ini urusan privat. Negara tak perlu masuk ke ranah ini," tegasnya.

Ia mengaku prihatin dengan munculnya wacana tersebut di tengah-tengah persoalan bangsa, terutama persoalan korupsi. Menurutnya, seharusnya moral yang menjadi perhatian para pejabat adalah moral diri mereka sendiri, yaitu moral untuk berperilaku jujur dan tidak korup. "Bukan moral yang terkait jenis kelamin." imbuhnya.

Agar wacana-wacana serupa tidak muncul lagi, Febri berharap kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh, untuk memberikan sanksi tegas kepada berbagai dinas pendidikan yang mengeluarkan kebijakan yang bias gender.

Sepakat dengan M. Nuh bahwa wacana tersebut tidak bijak, ICW meminta kepada beliau agar konsisten dengan ucapannya yang ditindaklanjuti dengan aksi nyata. "Sanksinya bisa berupa penghentian atau pengurangan bantuan dana-dana tertentu," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan merencanakan tes keperawanan kepada para siswi SMA di Prabumulih. Tes tersebut sebagai respon terhadap maraknya kasus siswi sekolah yang berbuat mesum, bahkan diduga melakoni praktik prostitusi.

Berita Rekomendasi

"Kami tengah merencanakan ada tes keperawanan untuk siswi SMA sederajat. Dana tes iu kami ajukan untuk APBD 2014," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, HM Rasyid, Senin (19/8/2013).

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas