Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebutan Teroris Persulit Pengungkapan Penembakan Polisi

Walau begitu, Reza, mengatakan bukan berarti dirinya membenarkan penembakan terhadap polisi

zoom-in Penyebutan Teroris Persulit Pengungkapan Penembakan Polisi
/henry lopulalan
BUNGA DUKA CITA -Tiga karangan bunga berbela sungkawa berada di tempat kejadian perkara penembakan Bripka Sukardi oleh orang tidak di kenal di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis(11/9/2013). (Warta Kota/henry lopulalan) 

"Jadi kebanyakan penembakan polisi justru tidak ada motif khusus. Semata-mata karena pelakunya merasa 'gw ngapain, ya? Mulut asem, tangan gatel...Ah, gw nembakin polisi aja, ah!," papar Reza.

Menurutnya penembakan polisi adalah efek kampanye polisi melawan terorisme.

Dasarnya, kata Reza, sekalipun polisi (anggaplah) sukses menyikat orang-orang yang disebut teroris, namun polisi tidak sukses merebut simpati publik.

"Merebut simpati publik yang penting. Agar informasi keberadaan pelaku dari masyarakat, didapat polisi," katanya.

Ia berandai-andai, jika penembakan polisi tersebut memang modus baru teroris, menurutnya itu dalam tanda kutip menjadi lebih baik ketimbang bom.

"Dengan bom, yang jadi korban bisa siapa saja. Tapi dengan penembakan, target operasi teror berarti lebih spesifik yakni polisi. Kita-kita ini, bisa dibilang, tak lagi menjadi incaran teroris," katanya.

Walau begitu, Reza, mengatakan bukan berarti dirinya membenarkan penembakan terhadap polisi.

Berita Rekomendasi

"Polisi juga orang Indonesia, punya keluarga seperti kita. Saya bersimpati pada para korban dan keluarga mereka," katanya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas