Bentara Budaya Gelar Pameran Posteraksi Karya Alit Ambara
Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) akan menjadi saksi pameran perupa Alit Ambara.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Warta Kota Willy Pramudya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) akan menjadi saksi pameran perupa Alit Ambara. Karya-karya Alit yang dikenal fokus pada pembuatan poster-poster pergerakan dan perlawanan digelar mulai Rabu (16/10/2013) hingga Kamis (24/10/2013).
Pameran bertajuk POSTERAKSI yang akan berlangsung selama sembilan hari itu akan memamerkan 180 karya poster Ali Ambara. Karya-karya itu merupakan karya yang tercipota pada kurun waktu 2010-2013.
Bentara Budaya Yogyakarta dalam keterangannya menjelaskan, POSTERAKSI merupakan pernyataan sikap bahwa poster tidak sekadar karya seni semata, melainkan juga media yang mampu menggerakkan perubahan sosial.
Di tangan Alit Ambara, poster-poster dibuat tidak hanya hadir untuk memenuhi hasrat artistik atau sekedar pesanan promosi produk-produk pemilik modal ekonomi belaka.
Poster-poster Alit Ambara selama ini telah banyak digunakan dalam berbagai aksi masyarakat sipil di negeri ini.
Sejak 1998 dengan bendera Nobodycorp.Internationale Unlimited, Alit memang memfokuskan pada pembuatan poster-poster pergerakan dan perlawanan. Isu-isu yang diusung pun beragam, yakni dari hak asasi manusia, anti globalisasi, sosial politik, dan kebudayaan.
Aksi Kamisan di depan Istana Negara yang dilakukan para korban kasus pelanggaran HAM, misalnya, adalah salah satu kegiatan yang banyak menggunakan poster-poster karya Alit. Demikian juga pada aksi yang menggugat kasus pembunuhan terjadap Munir.
Alit Ambara lahir di Singaraja, Bali pada 1971. Setelah lulus dari Jurusan Seni Patung Institut Kesenian Jakarta pada 1993, dia mendirikan studio desain grafis bernama Nobodycorp Internationale Unlimited.
Pada 1996 Alit Ambaran berangkat ke Amerika Serikat untuk menjalani pendidikan S2-nya. Dia mengambil pendidikkan Sejarah Seni Rupa di Savannah College of Art and Design, Georgia, USA.
Sejak 1998 Alit Ambara menapakkan jejaknya sebagai desainer sekaligus pekerja hak asasi manusia. Di antaranya menjadi pengarah seni untuk majalah alternatif di bidang sosial-budaya Jurnal Media Kerja Budaya. Tahun 2000 Alit terlibat dalam Fortilos, kelompok solidaritas untuk Timor Timur yang kemudian bernama Timor Leste.
Samuel Indratma, perupa yang dikenal sebagai Presiden Mural dan salah satu pendiri komunitas seni dan budaya Folk Mataraman Insititut mengatakan Alit Ambara adalah salah satu hadiah terbesar untuk masyarakat Indonesia.
"Alit adalah desainer poster yang sangat produktif sekaligus pribadi dengan energi yang luar biasa dalam menangkap dan mengekspresikan setiap fenomena kemanusiaan," katanya.
Sejumlah sumber bahkan menyebutkan, di bidangnya sejauh ini Alit Ambara diperkirakan merupakan sosok desainer poster sosial paling produktif di negeri ini. Setidaknya sejak 1993 Alit telah merancang lebih dari 1000 poster yang seluruhnya ditampilkan di website Nobodycorp Internationale Unlimited dan Posteraksi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.