Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepak Terjang Andi Alifian Mallarangeng Hingga Masuk Tahanan KPK

Andi merupakan anak sulung dari Andi Mallarangeng-Andi Asni Patoppoi. Dia dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 14 Maret 1963.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sepak Terjang Andi Alifian Mallarangeng Hingga Masuk Tahanan KPK
Edwin Firdaus/Tribunnews.com
Andi Mallarangeng memakai baju tahanan KPK ditahan untuk 20 hari ke depan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Andi Alifian Mallarangeng, tersangka dugaan kasus korupsi pengadaan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang, langsung ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (17/10/2013), usai menjalani pemeriksaan KPK.

Andi sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara tersebut, pada 6 Desember 2012.

Andi merupakan anak sulung dari Andi Mallarangeng-Andi Asni Patoppoi. Dia dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 14 Maret 1963.

Dari bapaknya itu, darah politik mengalir di tubuh Andi Alifian. Andi Mallarangeng yang wafat ketika Andi Alifian berusia sembilan tahun, adalah Wali Kota Pare-Pare termuda. Andi menjabat kepala daerah saat usianya baru 32 tahun.

Selang beberapa tahun, ibunya Andi Alifian, Asni Patoppoi wafat. Dia kemudian dibesarkan kakek dari ibunya, Andi Patoppoi yang merupakan mantan Bupati Grobogan, Jawa Tengah dan juga Bupati Bone, Sulawesi Selatan.

Andi kemudian melajutkan kuliah di Universitas Gajah Mada, dan meraih Doktor Ilmu Politik dari Nothrern Illinois, Amerika Serikat. Pulang dari AS, karirnya melesat di dunia akademik. Andi diplot menjadi Dosen FISIP Universitas Hasanuddin. Namun, dia kemudian merantau ke Jakarta pada 1999, dengan menjadi dosen Institut Ilmu Pemerintahan.

Keikutsertaan Andi dalam gerakan reformasi membawa karir Andi lebih meninggi. Dirinya dipercayai menjabat sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 1999.

Berita Rekomendasi

Setelah dibentuknya Kementerian Otonomi Daerah dalam Pemerintah era reformasi, Andi mengundurkan diri dari KPU dan bergabung sebagai staf ahli Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2000), Ryaas Rasyid. Namun belakangan, Kementerian itu dibubarkan.

Ayah tiga anak ini kemudian mengembangkan ide tata pemerintahan yang baik sebagai Chair of Policy Committee pada Partnership for Govermance Reform in Indonesia (2000-2002). Ia juga tercatat pernah mendirikan Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan bersama Ryas Rasyid pada 2002. Andi hanya bertahan dua tahun, dan kemudian keluar.

Karir Andi pun terus melejit, saat dia didaulat jadi Juru Bicara Presiden 2004-2009. Setelah itu, Ia pun tercatat sebagai kader Partai Demokrat dengan posisi sebagai salah satu Ketua DPP dan turut bintangi Iklan partai yang menolak korupsi.

Dinilai memiliki kapasitas yang bagus dalam dunia olahraga, Andi diangkat Presiden menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga ke-10 menggantikan Adhyaksa Dault. Jabatan itu seakan menjadi titik puncak karirnya. Lantaran, dengan jabatannya itu, Andi justru terjebak pusara korupsi, dan berujung di kamar tahanan KPK, hari ini, Kamis (17/10/2013) sore.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas