Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buruh Akan Mogok Dua Hari

Aksi tersebut akan dilakukan karena pemerintah dan pengusaha tidak mendengarkan tuntutan buruh

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Buruh Akan Mogok Dua Hari
/henry lopulalan
Kendaraan terjebak kemacetan panjang ketika buruh melakukan long march di Jalan M.H. Thamrin, Tahan Abang, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2013). Aksi ribuan buruh dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka itu mengakibatkan kemacetan parah di Jalan Jenderal Sudirman-Jalan M.H. Thamrin yang mengarah ke kawasan Jakarta Kota. (Warta Kota/henry lopulalan) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah organisasi buruh berencana melakukan aksi mogok kerja selama dua hari.

Aksi tersebut akan dilakukan karena pemerintah dan pengusaha tidak mendengarkan tuntutan buruh, Konsolidasi Nasional Gerakan Buruh (KNGB) memastikan untuk melakukan mogok nasional. KNGB terdiri dari berbagai elemen buruh seperti KSPI, SEKBER Buruh, KSN, SPSI LEM, SBSI 92 dan lainnya.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja (KSPI), Said Iqbal mengatakan buruh akan melakukan mogok nasional sebagai bukti bahwa buruh tidak main-main dalam memperjuangkan tiga tuntutan yaitu upah layak, jaminan sosial, dan hapus outsourcing.

"Kami pastikan mogok nasional dilakukan pada 31 Oktober dan 1 November 2013 oleh seluruh buruh diseluruh Indonesia," kata Said di Jakarta, Rabu (23/10/2013).

Said menuturkan, dalam melakukan aksi mogok nasional para buruh akan melumpuhkan 40 kawasan industri yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurutnya, buruh tidak akan melakukan aksi di Istana Negara.

"Pada mogok nasional nanti, seluruh buruh akan keluar dari pabrik mereka bekerja dan menghentikan industri. Lokasi aksi dilakukan disekitar pabrik," tuturnya.

BERITA REKOMENDASI

Said mengatakan, aksi mogok nasional dilakukan karena upaya lobi-lobi yang dilakukan tidak menemui titik terang dengan pemerintah dan pengusaha. Menurut dia, pemerintah hanya mendengarkan keluhan dari pengusaha tapi tidak mendengarkan keluhan para buruh.

"Pemerintah hanya mendengarkan investor bukan mendengarkan buruh," cetusnya.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas