Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IPW: Kapolri Sutarman Belum Berhasil Tekan Aksi Penembakan

Kapolri Sutarman belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berhasil mengungkap dan menyudahi aksi-aksi penembakan tersebut

zoom-in IPW: Kapolri Sutarman Belum Berhasil Tekan Aksi Penembakan
Warta Kota/Feryanto Hadi
DIDOR DARI JARAK DEKAT - Tim identifikasi Polres Cengkareng tengah mengolah tempat kejadian perkara penembakan TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Briptu W, oknum Brimob pelaku penembakan Bachrudin (30), seorang petugas keamanan di Ruko Seribu, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (5/11/2013). Korban diketahui ditembak dari jarak dekat oleh oknum Brimob Polri, Briptu W lantaran dianggap tak menghormati pelaku. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi penembakan, baik yang dilakukan "polisi koboi" maupun penembak misterius atau orang tak dikenal (OTK) terus terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Kapolri Sutarman belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berhasil mengungkap dan menyudahi aksi-aksi penembakan tersebut.

Aksi penembakan terakhir dilakukan 'polisi koboi' anggota Brimob terhadap anggota satpam di Jakarta Barat pada 5 November 2013. Gara-gara dianggap tidak hormat, satpam tersebut ditembak mati. Indonesia Police Watch (IPW) mendata, sepanjang 2013, dari Juli hingga awal November terjadi 52 kasus penembakan di Indonesia, terdiri dari 35 kasus penembakan misterius OTK dan 17 aksi polisi 'koboi'.

Selain itu 6 polisi dan 29 warga sipil ditembak OTK. Sedangkan korban 'polisi koboi' 8 warga tewas, 1 TNI tewas, 1 satpam tewas, dan 16 lainnya luka. Ironisnya, pelaku penembakan yang tertangkap hanya 6 orang, terdiri dari 5 polisi dan 1 sipil.
Jika ditotal korban penembakan OTK maupun "'polisi koboi' jumlahnya cukup banyak, yakni 28 orang luka, 16 tewas, 11 mobil rusak, 3 halte rusak, dan 1 rumah ditembaki. Korbannya bukan hanya warga sipil, tapi juga polisi. Polisi yang ditembak 8 luka dan 4 tewas. Anggota TNI 2 tewas dan satpam 2 luka serta 1 tewas. Sementara warga sipil yang tewas 12 orang dan 20 luka.

"Maraknya aksi penembakan misterius dan aksi "polisi koboi" ini tentu sangat memprihatinkan. Eksistensi dan kinerja aparat kepolisian pun patut dipertanyakan. Aksi main tembak ini terjadi akibat pemerintah terlalu permisif terhadap keberadaan senjata api di kalangan sipil dan tidak pernah ada kebijakan untuk memberantasnya secara total," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane dalam pernyataannya, Rabu(6/11/2013).

Pembiaran terhadap keberadaan airsoft gun kata Neta juga memberi kontribusi yang cukup besar. Di sisi lain Polri sangat tidak serius dalam mengatasi aksi-aksi penembakan ini. Terbukti hingga kini belum satu pun OTK penembak polisi ditangkap.

"Selain itu hukuman bagi polisi-polisi 'koboi' sangat rendah. Seharusnya polisi-polisi 'koboi', seperti yang menembak satpam di Jakarta Barat segera ditahan, dipecat dari polisi dan kemudian dijatuhi hukuman mati," kata Neta.

Berita Rekomendasi
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas