Fathanah Bicara Pakai Bahasa Daerah Bareng Bos Indoguna Soal Permintaan Fee
Obrolan antara Fathanah dan Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman, menggunakan bahasa daerah menyoal permintaan fee
Penulis: Y Gustaman
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli bahasa Bugis-Makassar, Tajudin Maknun, menjelaskan percakapan antara Ahmad Fathanah dan Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman, menggunakan bahasa daerah menyoal permintaan fee kuota impor daging sapi.
"Iya, terimakasih banyak Bu El, nanti saya sampaikan ke Ustadz Luthfi berita gembiranya," ujar Tajudin usai menerjemahkan salah satu petikan pembicaraan hasil sadapan penyidik KPK antara Fathanah dan Elizabeth, untuk terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Menurut Tajudin, pembicaraan di atas merujuk pada konteks pembicaraan sebelumnya. Di mana saat itu Fathanah menanyakan soal duit dengan istilah kertas kepada Elizabeth. Tajudin menjelaskan, secara konotatif, kertas di sini maksudnya adalah uang.
Menanggapi permintaan Fathanah, Elizabeth mengaku uang yang akan diberikan setelah kepulangannya dari Singapura. "Tidak apa-apa. Karena dia akan pakai secepatnya. Ada pihak ketiga yang dituju untuk uang itu. Kalau A dan B bicara, uang nanti dipakai untuk C," terang Tajudin.
Dalam percakapan selanjutnya, Elizabeth menyanggupi permintaan uang kepada Fathanah. Elizabth mengonfirmasi permintaan Fathanah lewat percakapan BlackBerry Messenger. Diketahui, Elizabeth mengatakan bahwa uang sudah disiapkan.
"(Fathanah, red) dia dipanggil ke kantornya (Elizabeth, red). Nanti isinya ada di bawah. Apa yang anda minta sudah ada," kata Elizabeth dalam percakapan yang menggunakan bahasa Makassar seperti diterjemahkan ahli bahasa, Tajuddin.
Fathanah pun mengakui bahwa uang yang dijanjikan sudah diterimanya dari Dio, Direktur Operasional PT Indoguna Utama yang memiliki nama lengkap Arya Abdi Effendi. "Yang terhormat Ibu El kamu sudah terima dari Pak Dio langsung. Semoga bertambah rezekinya," kata Fathanah.