Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Karudenim Pusat Tanjung Pinang Keluhkan Anggaran Berkurang Tahun Depan

Dengan pengurangan anggaran tersebut, tahun depan dipastikan umah Detensi Imigrasi tidak dapat berkoordinasi ke kedutaan negara asal detensi

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Karudenim Pusat Tanjung Pinang Keluhkan  Anggaran Berkurang Tahun Depan
M Zulfikar/Tribunnews.com
Seorang detensi (tahanan) di Rumah Detensi Imigrasi Tanjung Pinang, Kamis (14/11/2013). Anggaran untuk lembaga yang mengurusi imigran dari negara lain ini dikabarkan akan berkurang pada tahun 2014. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG PINANG - Anggaran untuk Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pusat Tanjung Pinang yang digelontorkan Kementerian Hukum dan HAM untuk  tahun depan lebih kecil dibanding tahun ini. Hal tersebut dikeluhkan oleh Kepala Rudenim Pusat, Surya Pranata.

"Tahun depan dipastikan anggaran kita lebih kecil dibanding tahun ini. Padahal kami mengajukan anggaran lebih besar dari tahun ini untuk tahun depan," kata Surya di Kantornya, Jalan Jenderal Achmad Yani No 31 A, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Kamis (14/11/2013).

Surya menuturkan, tahun ini Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Rudenim Pusat Tanjung Pinang sebesar Rp 5.103.388.000. Sedangkan tahun depan menurut Surya hanya sebesar Rp 3.060.000.000.

"Dengan pengurangan anggaran tersebut, tahun depan dipastikan tidak dapat berkoordinasi ke kedutaan negara asal detensi. Tahun ini kami koordinasi dengan kedutaan negara asal detensi," kata Surya.

Lebih lanjut Surya mengatakan, di Rudenim pusat ada 46 pegawai yang setiap harinya bekerja mengurusi detensi. Dari 46 pegawai tersebut diisi oleh empat orang golongan IV, 10 orang golongan III, dan 32 orang golongan II.

"Pegawai laki-laki ada 36 orang dan perempuan 10 orang," ucapnya.

BERITA REKOMENDASI

Surya menuturkan, hingga saat ini ada sebanyak 379 imigran ilegal yang tinggal sementara di Rudenim Pusat Tanjung Pinang. "Paling banyak imigran ilegal asal Afghanistan yakni 178 orang," katanya.

Surya menjelaskan, untuk negara kedua terbanyak yang ada di Rudenim Pusat berasal dari Myanmar dan ketiga adalah Srilanka. Menurutnya, laki-laki mendominasi di Rudenim Pusat dengan 368 orang.

"Perempuannya hanya 11 orang," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas