Agum: Tuntaskan Konflik dengan Australia
Agum menilai sudah ada penyataan permintaan maaf dari Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, walaupun tidak dituturkan secara eksplisit
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Jend TNI (Purn) Agum Gumelar, meminta konflik dengan Australia harus segera diakhiri karena menurutnya tidak menguntungkan untuk Indonesia.
Ditemui usai acara Pepabri di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2013), Agum menilai sudah ada penyataan permintaan maaf dari Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, walaupun tidak dituturkan secara eksplisit.
"Sudah lah, yang jelas ada penyesalan dan bahkan ada setengah permintaan maaf, kira-kira begitu. Tidak usah diperpanjang, karena hubungan dengan negara-negara luar itu suatu dasarnya adalah saling menguntungka," katanya.
Ia menilai berseteru dengan sekutu Amerika Serikat seperti Australia tidak akan memberikan banyak keuntungan untuk Indonesia. Namun Indonesia juga tidak boleh bergantung dengan negara-negara tersebut.
Soal suksesnya aksi penyadapan presiden Susilo Bambang Yudoyono dan sejumlah pejabat Indonesia oleh intelijen Australia, Agum menilai hal itu adalah kesuksesan Australia maupun sekutunya dalam mengembangkan teknologi.
Ia mengaku tidak tahu apakah Indonesia bernah melakukan hal yang sama terhadap negara lain, maupun negara selain Australia yang sukses melakukan penyadapan yang sama.
"Kita ambil hikmahnya saja, kita harus tingkatkan kemampuan dalam menyikapi perkembangan ilmu dan teknologi yg maju pesat," tandasnya.