Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Butuh Pemimpin Berkualitas

Tantangan kepemimpinan nasional tidak terlepas dari berbagai tantangan bangsa dan negara Indonesia yang kompleks dan berkelanjutan

Penulis: Johnson Simanjuntak
zoom-in Indonesia Butuh Pemimpin Berkualitas
Sidarto Danusubroto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto mengatakan kepemimpinan nasional memiliki tantangan-tantangan besar dengan berbagai aspek dan dimensinya.

"Tantangan kepemimpinan nasional pun tidak terlepas dari berbagai tantangan bangsa dan negara Indonesia yang kompleks dan berkelanjutan," kata Sidarto Danusubroto di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Sidarto menegaskan kepemimpinan nasional yang berkualitas merupakan kunci utama keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa dan negara, dalam mengimplementasikan cita-cita bersama. Karena itu, dalam konteks ke-Indonesiaan, bangsa Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang berkualitas agar mampu mengantarkan bangsa dan negara ini kepada tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 45 1945.

Menurut Sidarto, harapan akan regenerasi kepemimpinan nasional itu tidak harus diartikan sebagai sebuah langkah kritis bernuansa politis mengoreksi kepemimpinan yang telah, dan sedang berkuasa. Karena regenerasi selalu merupakan sebuah proses alamiah, atau suatu keniscayaan, dan sesuatu yang imperatif, tapi regenerasi juga bisa berarti memunculkan harapan-harapan baru yngg memungkinkan untuk mendorong akan terjadinya perubahan yang lebih menjanjikan bagi kemajuan bangsa dan negara.

Sidarto mengajak menyontoh tradisi bangsa Jepang, China dan lain-lain yang mempunyai karakter sendiri dalam berbangsa dan bernegara.

“Mereka itu sudah diajarkan disiplin sejak kecil, menghormati dan sopan terhadap yang tua dan guru, sehingga meski tinggal di Amerika Serikat tak akan larut dengan ke-Amerika-annya. Jepang dan China termasuk 20 negara yang paling sopan dan menghormati guru,” ujarnya.

Selain itu Sidarto, bangga dengan kepemimpinan Jepang dan China, di mana anak-anak sekolah di kedua negara itu hanya dengan naik sepeda ontel atau naik ojek.

Berita Rekomendasi

“Anak-anak di sana dilarang membawa mobil, apalagi BMW. Ketika terjadi ledakan nuklir Fukusima tak ada yang namanya penjarahan. Tapi, kita sebaliknya meski sebagai negara berke-Tuhan-an, namun korupsi dan pungli makin merajalela. Jadi, mereka itu lebih berketuhanan dalam bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas